🏀-8

56 31 2
                                    

Akhirnya kami berdua pun mengakhiri telepon, dan setelah itu aku melanjutkan membantu kanjeng mami lagi.

++

-The Cafe-

"Jadi, kenapa lu ngajak gue kesini?" Tanyaku sembari memanggil waiters untuk memesan makanan cemilan agar tidak terlalu bosan mendengar curhatan Hania.

"Gini lo-

Belum sempat Hania menjelaskan aku sudah memesan makanan lagi. Sampai-sampai Hania menyuruhku untuk berhenti memesan makanan berulang kali. Akupun menurutinya, alasannya satu (entar kena marah).

"Udah?" Tanya Hania malas.

"Iya-iya udah, lanjutin gih." Jawabku yang mulai serius mendengarkan.

"Jadi gini looo, lu tau Reyhan kan?" Tanyanya kepadaku.

"Tau, kenapa?"

"Besok tu ultahnya dia." Jelas Hania padaku. Akupun hanya membalas dengan anggukan.

"Terus? Apa urusannya sama gue bego." Jelasku tak mengerti.

"Tolong gue pleaseee."

"Untuk?" Tanyaku.

Hania pun mulai mendekat dan berbisik pelan di telinga kananku agar tidak ada yang mendengar.

"... What!?-

Hania pun mulai membekap mulutku yang tiba-tiba saja bersuara kencang dan saat semua sudah kembali tenang , dirinya pun mulai melepaskan tangannya itu yang sedari tadi hinggap untuk menutupi mulutku.

"Kairla..."

"Heh! Lu lupa sama bahasan kita tadi di grub kah?" Tanyaku memastikan.

"Apa?"

"Aigoo, ngertiin perasaannya si Arga dong Han. Peka sedikit lah bego." Ucapku memberi nasihat.

"Emang real ya?" Tanya Hania saking polosnya.

"Aish! Lu emang kagak bisa bedain kah, yang real yang mana yang enggak juga yang mana? Please deh Han, jangan semua lu anggep candaan, ada waktunya untuk serius juga kawan." Jelasku.

"... Udah intinya gini, lu mau bantu gue gak Kair?" Tanya Hania yang masih saja tidak mengerti.

"Gak!" Jawabku ketus yang langsung berdiri dari kursi dan melangkah keluar cafe.

++

-School Time-

Aku, Arsal, Arga, dan Hania berkumpul bersama seperti biasa. Tapi hari ini berbeda, Hania fokus dengan handphone yang dia genggam sedari tadi sampai-sampai tidak mendengar jika Arsal memanggilnya. Aku yang sudah geram dengan sikapnya itu pun mulai mengambil handphonenya itu secara paksa.

"Kairla!? Apa yang lu lakuin, sini kembaliin hp gue!" Ucap Hania yang tak tahu mengapa tiba-tiba aku mengambil handphone miliknya itu.

"Gue mau tanya sama lu Han!" Tegasku.

"Apa?"

"Lu tau rasanya di cuekin kan!?" Jelasku bertanya.

"Tau. Terus apa kaitannya sama lu ngambil hp gue tiba-tiba gitu." Jawab Hania.

"Jujur ya Han, sebenernya gue gak suka sama sikap lu saat ini, yang fokus aja sama hp lu ini, lagian dari tadi Arsal manggil lu gak ada sautan atau jawaban juga dari lu sama sekali." Jelasku kepada Hania.

"Jadi?"

"Jadi, gue mohon banget taruh hp lu itu saat ini juga." Suruhku kepada Hania.

"Kok lu nyuruh gue sih! Serah gue lah, lagian kalau lu memang gak suka sama sikap gue yang bikin risi lu, bilang aja!" Ucap Hania yang setelah itu berlalu pergi meninggalkan kami bertiga. Diriku hanya bisa menahan kesabaran yang sudah tinggal setipis tisu.

"Sabar Kair sabar, kayaknya memang dia lagi butuh sendiri dulu deh, udah gak usah dipikirin. Lagian gue juga gak apa-apa kok." Ucap Arsal padaku.

++

Ditengah aku, Arsal, dan Arga asik berbicara tiba-tiba saja datang Hania yang sepertinya sibuk membawa suatu hadiah di tangannya. Dirinya sama sekali tidak memandang kami bertiga, seakan-akan kami bertiga dianggap tak ada baginya. Arga yang menyadari sikap Hania sedari tadi tak berubah langsung menghampirinya.

"Han." Panggil Arga yang dituju pada Hania.

"Apa?" Saut Hania yang masih saja tetap dengan sikapnya saat itu.

"Lu masih ngambek soal tadi ya?" Tanya Arga kepada Hania.

"Gak!" Jawab Hania ketus.

"... Ok. Terus hadiah yang lu bawa itu buat siapa?" Tanya Arga penasaran.

"Menurut lu."

"Lah kok lu tanya balik sih, ok deh gak apa-apa. Pasti buat gue ya?" Ge-er Arga yang langsung dipandang sinis oleh Hania.

"Gak! Ge-er!"

"Terus buat siapa kalau bukan buat gue?" Tanya Arga yang mulai kepo dalam urusan orang lain.

"Reyhan." Jawab Hania singkat.

Arga yang mendengar jawaban dari Hania itupun sontak langsung pergi keluar kelas. Aku dan Arsal yang melihat Arga keluar, segera bergegas mengejar dirinya. Tapi sebelum aku mengejar Arga aku sempat berbalik dan menatap Hania.

"Tolong ngertiin perasaan Arga Han." Ucapku pada saat itu, sebelum keluar menyusul Arsal yang sudah sedari tadi mengejar Arga.

WORK KhalilaRezqy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WORK
KhalilaRezqy.
WORK TITLE
BLP (Basketball Loving Powerhouse).
PLAYED BY
Zhao Lusi As Kairla.
Ding Chengxin As Leo.

Next episode 🏀-9!!


Basketball Loving Powerhouse [DITERBITKAN LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang