Wanita muda berambut kuning cerah itu berdiri di depan Lady Duke Versace, siap untuk mengajarkan cara memberikan salam yang sopan dan beradab.
Dia mengambil napas dalam-dalam, menunjukkan sikap yang percaya diri dan profesional.
Dia mulai dengan menjelaskan pentingnya kontak mata saat memberikan salam.
"Kontak mata menunjukkan rasa hormat dan kepercayaan," katanya dengan lembut, matanya yang berwarna oranye yang indah menatap Lady Duke Versacedengan penuh perhatian.
Selanjutnya, dia menunjukkan bagaimana cara memberikan salam dengan cara yang sopan dan beradab.
Dia mengangkat tangan kanannya, menunjukkan bagaimana cara memberikan salam yang benar.
"Tangan harus diangkat dengan lembut, dengan jari-jari yang rapi dan lurus," katanya, menunjukkan gerakan tersebut dengan anggun.
Dia kemudian menunjukkan bagaimana cara menundukkan kepala dengan hormat saat memberikan salam.
"Menundukkan kepala menunjukkan rasa hormat dan kerendahan hati," katanya, menunjukkan gerakan tersebut dengan lembut.
Aku pun mengangguk dengan perlahan.
Selama proses pengajaran, fia selalu sabar dan penuh perhatian, memastikan bahwa Lady Duke Versace memahami dan dapat mengikuti instruksinya.
Meskipun materi yang diajarkan mungkin terasa asing dan menantang, Lady Duke Versace merasa didukung dan didorong untuk belajar dan berkembang, itulah yang dipikirkan oleh Lady Marrywetter.
Setelah selesai mengajarkan, wanita muda itu memberikan kesempatan kepada Lady Duke Versace untuk mencoba memberikan salam sendiri.
Dia mengawasi dengan penuh perhatian, memberikan saran dan dorongan yang dibutuhkan.
Secara keseluruhan, pengajaran wanita muda itu tentang cara memberikan salam adalah pengalaman yang positif dan menginspirasi bagi Lady Duke Versace, itulah kesan yang ingin dibuat olehnya untuk Rieta.
'Sejujurnya aku merasa aneh dengan hal ini, apa mungkin karena aku mempelajari kembali apa yang sudah aku kuasai?
Aku pun tidak tahu.
Karena sedari tadi aku hanya berpura-pura tidak mengerti tentang etiket.
Tapi, satu hal yang pasti aku rasa sudah waktunya untuk menunjukkan performaku kepadanya.
Dari apa yang sudah kupelajari dan yang sudah aku terapkan dalam kehidupan pertamaku.'
"Baiklah Lady, sekarang giliran anda melakukannya."
"Baik guru."
Sebagai seorang Lady yang mahir dalam etiket, aku pun menunjukkan keahlianku dengan anggun dan percaya diri di depan wanita muda tersebut.
Aku bergerak dengan keanggunan dan kelincahan, setiap gerakannya mencerminkan pengetahuan dan pemahamannya tentang etiket.
Kini aku yang berdiri dengan postur yang tegap dan anggun, siap untuk memberikan salam.
Aku mengangkat tangan kanannya dengan lembut, jari-jarinya lurus dan rapi.
Dengan gerakan yang halus dan berkelas, aku membawa tangan kanannya ke dada, tepat di atas jantungku.
Aku menundukkan kepalaku dengan hormat, mata berwarna biru yang indahnya menatap lawan bicaranya dengan penuh perhatian.
Aku membuka mulutku, dan dengan suara yang jelas dan tenang, aku mengucapkan salam.
Kemudian aku pun berbicara dengan suara yang jelas dan tenang, kata-kata yang dipilih dengan cermat dan diucapkan dengan sopan.
"Selamat pagi, Lady Marrywetter," katanya dengan sopan. "Saya sangat senang dapat bertemu dengan Anda hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Villainess
Fantasy'Brieta Rozentine Of Cesia seorang mantan putri mahkota yang kejam dan sadis, merupakan putri pertama Duke Inggrid of Versace sang pelindung kekaisaran yang sangat suka menyiksa putri semata wayang sang Baron yang malang Firentia Liverpool. Berkat d...