Suasana di pesta teh menjadi tegang dan tidak nyaman.
Sikap Lady Liverpool ini menciptakan suasana yang tidak nyaman di antara tamu lainnya, dan tampaknya tidak mempertimbangkan perasaan atau usaha orang-orang yang telah bekerja keras untuk menyiapkan hidangan tersebut.
Sikapnya ini menunjukkan kurangnya rasa hormat dan penghargaan terhadap usaha dan kerja keras orang lain.
Lady Halley yang merupakan pemilik pesta tersebut hanya bisa duduk terdiam di kursinya sembari melihat pemandangan tersebut.
Tamu-tamu yang sebelumnya menikmati percakapan yang ramah dan hangat mulai merasa canggung dan tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
Mereka semua pergi ke pinggir taman untuk melindungi diri mereka sendiri dari kegilaan lady Liverpool.
Tidak cukup hanya sampai disitu Lady Liverpool juga secara terang-terangan menghina keluarga Halley.
Lady Halley, yang biasanya dikenal karena sikapnya yang tenang dan berkelas, tampaknya telah mencapai batas kesabarannya.
Lady Liverpool, seorang wanita dari kelas bawah yang bersikap kurang ajar, telah terus-menerus menantang dan mengacaukan pesta teh
milik lady Halley.Dengan wajah yang pucat dan matanya yang tajam, Lady Halley berdiri dari kursinya.
Dia berjalan dengan tenang dan pasti menuju Lady Liverpool, semua mata di ruangan tertuju padanya.
Dengan gerakan cepat namun terkontrol, dia memberikan tamparan yang keras namun tidak berlebihan pada pipi Lady Liverpool.
Ruangan menjadi hening seketika, semua tamu terkejut dengan tindakan Lady Halley.
Namun, dalam tatapan mata dan sikapnya, ada pesan yang jelas bahwa kurang ajar dan tidak menghormati tamu lain, terlepas dari kelas atau status sosial, tidak akan ditoleransi.
Meskipun tamparan tersebut mungkin tampak keras, Lady Halley tetap menjaga martabat dan keanggunannya.
Dia tidak berteriak atau membuat tindakan yang tidak pantas, tetapi dengan tegas dan jelas menunjukkan bahwa perilaku kurang ajar tidak dapat diterima dalam situasi apa pun.
Lady Liverpool terduduk di lantai sembari memegangi pipinya yang merah.
"Lady Liverpool jaga sikapmu, aku sudah cukup menoleransi tindakan kurang ajarmu sejak awal."
Wajahnya menjadi gusar, sorot matanya menjadi sangat tajam dan tubuhnya bergetar karena menahan emosi yang meluap-luap.
Lady Ripley segera mendekati mereka berdua dan langsung memojokkan lady Halley.
Situasi semakin memanas, Lady Halley tetap menjaga perkataan yang diutarakan dirinya demi menghindari konflik.
Situasi itu terus berlanjut hingga menjadi pertarungan yang sengit.
Pembicaraan di antara tamu menjadi lebih tertahan, dan beberapa mungkin mulai berbisik atau menggumamkan komentar mereka sendiri tentang perilaku Lady Liverpool.
Pesta teh yang awalnya penuh kegembiraan dan kehangatan kini menjadi lebih hening dan kurang menyenangkan.
Pada akhirnya, sikap Lady Liverpool mengakibatkan perubahan suasana yang signifikan di pesta teh, mengurangi kebahagiaan dan keakraban yang sebelumnya ada di antara para tamu.
Yah...aku tahu semua orang yang ada disini pasti terheran-heran melihat kelakuannya.
Seorang putri baron memiliki keberanian untuk menghancurkan pesta teh milik keluarga marques yang memiliki pengaruh kuat dalam politik kekaisaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Villainess
Fantasía'Brieta Rozentine Of Cesia seorang mantan putri mahkota yang kejam dan sadis, merupakan putri pertama Duke Inggrid of Versace sang pelindung kekaisaran yang sangat suka menyiksa putri semata wayang sang Baron yang malang Firentia Liverpool. Berkat d...