30

199 11 0
                                    

Kami pun berbincang-bincang, untuk menghabiskan waktu bersama.

Semuanya terjadi begitu cepat dan singkatnya kesepakatan pun telah selesai dibuat diantara kami berdua.

Yah... walaupun berkat hal itu aku banyak mendapat informasi yang tidak ada di kehidupanku yang pertama dan didalam novel.

Bisa dibilang ini merupakan sebuah keuntungan bagiku.

Tepat sebelum aku akan pulang, permaisuri memanggilku dan memperkenalkan seorang wanita yang tampak familiar denganku.

'Itu... bukankah itu adalah Rubica!?'

"Maaf harusnya saya memberi tahu kepada anda lebih awal tapi... sayangnya tadi situasinya agak kacau."

"... Tidak apa yang mulia."

"Dia adalah salah satu orang yang sangat kompeten dan bisa dipercaya, jadi anda tidak perlu khawatir."

"Bagaimana bisa dia ada bersama anda?"

Permaisuri tersenyum tipis dan membisikkan sesuatu kepadaku.

"Itu... sebenarnya dia adalah seorang mata-mata yang saya tempatkan di kediaman keluarga duke Rovein untuk memantau kondisi disana.

Tapi untuk latar belakang miliknya adalah rekayasa yang sudah saya persiapkan sebelumnya.

Jadi, itu akan menjadi senjata yang berguna bagi anda nantinya."

Aku pun mengangguk pelan dan berkata"Terimakasih...ini sangat berarti bagi saya."

Lalu setelah itu dia memberikanku sebuah kotak perhiasan yang terbuat dari kayu dengan pinggiran berlapis emas.

"Anda akan membutuhkan ini nanti."bisiknya.

Aku pun berpamitan kepada beliau dan segera pulang ke kediaman bersama Mielle dan Rubica.

Selama di perjalanan pulang Rubica tampak sangat tenang, seolah-olah kejadian yang terjadi kemarin hanyalah sebuah angin lalu.

Aku pun mengalihkan pandanganku dari wajahnya dan aku mencoba mencerna semua kejadian yang terjadi hari ini.

Namun, saat aku akan mencoba memikirkan hal yang terjadi barusan, tanpa sengaja aku melihat kedua tangannya yang tampak gemetar dan juga gerak-gerik tubuhnya yang terlihat sedikit gelisah.

Kedua hal tersebut terlihat sangat bertentangan satu sama lain.

'Hooo...jadi dia sedang mencoba untuk berpura-pura tenang dihadapanku saat ini?

Lumayan juga... kurasa ini lebih baik daripada ia melakukan tindakan yang gegabah.

Harus aku akui ternyata permaisuri masih menaruh rasa kecurigaannya terhadapku walaupun telah terjadi hal semacam itu.

Baiklah, mari kita coba lihat seberapa lama kamu akan bertahan?'

***

Tak lama kemudian pintu ruangan diketuk oleh kepala pelayan.

Tok.

Tok.

Tok

"Permisi Lady, ini saya Wim...apakah anda sudah siap?

Lady Liverpool akan segera tiba dikediaman."

"Ah!?...Wim... baiklah aku akan segera kesana."

Kami bertiga pun segera bergegas pergi kesana, untuk bersiap-siap menyambut kedatangannya.

The Real Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang