Engagement

791 66 12
                                    

Seminggu setelah aku memberitahukan keputusanku untuk menerima perjodohan ini. emak langsung memutuskan untuk segera mungkin melamar Mona. dan hari inilah yang dipilih oleh emak untuk mendatangi keluarganya Mona guna melamar putrinya secara resmi.


Dari pagi sehabis subuh, emak sudah menyiapkan segala sesuatu yang akan dibawanya kerumah keluarga Mona. mulai dari berbagai macam kue hingga perhiasan yang akan menjadi seserahan tanda bahwa Mona adalah tunangan dari anak laki-lakinya.


Keputusanku untuk menerima Mona langsung dikomentari Jay. Dari ketidak setujuannya hingga pasrah kalau memang ini bisa membuatku bahagia dan melupakan Langit Humairah.


"Aku akan selalu mensuportmu Dho, sebagai sahabat, meskipun gue agak kurang yakin sama si Mona itu untuk menjadi istrimu, tapi klo dirimu udah yakin menerima Mona, aku akan mendukungmu. Doaku akan selalu menyertaimu."


"Thank's bro, gue emang sekarang butuh banget dukungan dari sahabat untuk menguatku melangkah kedepan."


Jayadi, sahabatku satu itu emang dapat diandalkan untuk mengubah suasana mendung dihatiku. Sesuai dengan namanya Jayadi Kesaksian Akbar, hatinya pun penuh dengan kesaksian. Tapi anehnya dia malah kagak rela kalau dipanggil dengan nama Jayadi, katanya nama itu terlalu katrok. Aaaah dasar si Jay. Gak tau apa nama adalah doa yang diberikan oleh orang tua kita.


"Sekarang udah sono siap-siap, katanya mau ditemenin ngelamar si Mona." serunya sambil mendorong tubuhku untuk segera beranjak dari sofa yang kududuki.


**


Akhirnya aku dan keluargaku yang ku bawa untuk melamar Mona sampai dipekarangan rumah keluarga Bahrudin. dua mobil yang membawa keluargaku sudah terparkir ditempatnya masing-masing. memang untuk acara melamar ini, emak hanya mengajak keluarga dekat saja. pak de, bude dari pihak emak serta wakyu, kakak tertua Ayah. dan dua orang yang ditua kan di komplek tempat tinggal ku.


Kelurga Mona sudah menunggu kedatangan keluargaku, terlihat mereka berdiri berjajar didepan kanan-kiri pintu menyambut kedatangan kami. tak terkecuali, Mai pun ikut menyambut kedatangan keluargaku. dengan menggandeng anak kembarnya, Mai terlihat anggun dengan balutan gemisnya yang serasi beserta kerudungnya. "OK stop Ridho Illahi, bukan waktunya meneliti penampilam Mai, sekarang ini kamu disini untuk melamar Mona bukan untuk mengamati penampilan Mai" gerutuku dalam hati akan kekonyolanku yang masih saja tak teralihkan akan kehadiran Mai ditengah-tengah keluarga Mona.


"Assalamualaikum......." ucapan salam Ayah memulai acara kedatangan kami. yang disambut salaman serta mempersilahkan masuk dari keluarga Mona.


Kelurga kami saling memperkenalkan kelurga masing-masing yang mereka bawa dalam acara ini, dan aku baru menyadari satu hal, keluarga Mona belum memperkenalkan seseorang yang menjadi suami Mai, orang yang selama ini membuatku iri setengah mati.


Jadi dimana sebenarnya suami Mai sekarang ? bukannya Mai adalah kakak ipar Mona, berarti Mai adalah istri dari kakak Mona. tapi dimana orang itu ? kenapa diacara terpenting dalam hidup adiknya, dia tidak menampakkan dirinya.


"Bro ngelamun aja sih lu." sikutan Jay tepat dipinggangku membuyarkan semua rasa penasaranku akan sosok suami Mai.

Izinkan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang