Namanya Lee Haechan, seorang pemuda memiliki postur tubuh ramping, rambut sedikit panjang dan kulit tan, kehidupannya normal tak ada gangguan hingga ketika dirinya lulus dari SMP sebuah keinginan kedua orangtuanya membuat Haechan syok, pemuda manis itu bagaikan merasakan sambaran petir disiang bolong.
Bagaimana tidak, Haechan seorang homophobic akan di sekolahkan disekolah khusus untuk cowok gay? Ini sinting dan Haechan ingin kabur rasanya, ia tak sudi.
“Gak, Daddy benar-benar gila!” Bentak pemuda manis itu tanpa sadar, Johnny yang mendengar perkataan anaknya tentu saja naik pitam.
“Aku bukan penyuka sesama jenis!” Sentak Haechan sekali lagi, pemuda manis itu menatap tajam pada sosok pria yang tampak tengah menunduk memiliki rambut sedikit panjang dan memakai kemeja tipis.
“APA KARENA JALANG INI DADDY MAU MENYEKOLAHKAN KU DI SEKOLAH SIALAN ITU-”
PLAK!
“JAGA MULUTMU HAECHAN!”
Wajahnya tertoleh paksa, Haechan menyeka darah segar yang mengalir di bibirnya, pemuda manis itu terkekeh sinis, ia tak menyangka sosok ayah yang selama ini lembut dan tak pernah berani membentaknya kini menamparnya hanya karena seorang pemuda manis yang ditemui oleh ayahnya 2 tahun yang lalu.
“Jika Daddy menyimpang maka jangan mengajakku, aku tak akan sudi dan sampai kapanpun aku tak akan mau menerima jalang murahan itu sebagai pengganti ibuku!”
Sedangkan itu sosok pemuda manis yang tengah menunduk menyunggingkan senyum miring, Ten Lee tampaknya mempunyai rencana untuk bisa memberikan pelajaran pada anak gila dihadapannya.
“TIDAK! LEPASKAN AKU! DADDY AKU TIDAK MAU!”
Tubuhnya di seret paksa memasuki sebuah asrama dengan gedung 5 tingkat, Johnny benar-benar memasukkan nya kedalam sekolah ini, sekolah khusus dimana hanya ada murid laki-laki dan guru laki-laki, tubuh Haechan dimasukkan kedalam sebuah kamar inap miliknya, pintu di kunci dari luar, Haechan berusaha untuk mendobrak pintu namun itu semua sia-sia, ia melihat dari jendela bahwa mobil Johnny sudah menjauh meninggalkan pekarangan sekolah yang terdapat ditengah-tengah hutan jauh dari perkotaan. Sekolah macam apa ini? Bahkan ini lebih bisa disebut penjara daripada sekolah.
“Disekolah ini akan ada penilaian, kau dominan atau submisive, jika kau seorang dominan kau memiliki kuasa atas submisive yang akan kau pilih dan jika kau seorang submisive maka kehidupanmu selesai, tak ada kebebasan, kau hanya bisa mengikuti perintah dominanmu. Akan ada hukuman untuk para submisive yang melawan, jadi kau harus terbiasa nanti jika kau terpilih sebagai submisive”
Haechan kembali tercengang, ia tahu bahwa dominan adalah pihak atas dan submisive adalah pihak bawah, tak mungkin kan ia sebagai pihak bawah? Haechan pasti pihak atas.
Tapi ada yang lebih penting, ia ingin kabur-.
“Percuma kau tak akan bisa kabur, tempat ini dikelilingi oleh hewan buas, yang ada kau akan mati konyol”
Ceklek!
“Lee Haechan, mari ikut dengan ku”
Mati, Haechan tak Sudi.
.