“Kau bawa ke ruang kesehatan saja dulu Mark, kondisinya belum stabil”
Normal ketika orang-orang mendapatkan hukuman dan dimasukkan kedalam ruangan ini langsung demam, Mark menggendong tubuh kekasihnya yang terasa panas.
“Ini baru hukuman ringan, jangan pernah membuat mereka marah lagi atau kau akan mendapatkan yang lebih buruk daripada ini”
Mark yang melihatnya hanya menghela nafas pelan “Kita ke kamar sekarang, kau masih perlu istirahat”
Sungguh mereka sangat berisik, bagaimana Haechan bisa tidur.
Dengan perlahan Mark membaringkan tubuh Haechan diatas tempat tidur, menyelimuti tubuh kekasihnya.
“Temani aku, aku takut mereka mabuk dan menyeretku”
Mark mengangguk samar, pemuda itu berbaring disamping kekasihnya dan memeluk Haechan dari belakang.
“Tidurlah, kau masih dalam masa penyembuhan”
Hembusan nafas si dominan membuat Haechan rasanya tenang, tangan kekar Mark melingkar apik dipinggang ramping itu.
Cup!
“Aku mencintaimu” kata Mark setelah mengecup punggung sempit kekasihnya,
Haechan berbalik, si manis menyentuh rahang tegas milik si dominan “Sepertinya aku juga mulai mencintaimu”
Cup
“Good boy”
Haechan tak menanggapinya, pemuda itu masih sibuk mengatur nafas. Mobil kembali melajuu menuju kediaman keluarga Haechan.
Mobil terparkir, saat didepan rumah mereka sudah disambut oleh Johnny dan Ten yang sudah siap memeluk mereka, Haechan keluar dari dalam mobil berjalan dengan senormal mungkin toh memang ini adalah hal lumrah yang terjadi di asrama.
“Bagaimana kabar putra Daddy?”
“Baik Dad, Daddy sendiri bagaimana?”
“Daddy baik”
Cup!
“Maaf Daddy tak bisa menjengukmu”
Haechan menggeleng samar, pemuda itu lantas beralih melihat kearah Ten, Johnny sudah ancang-ancang untuk memisahkan mereka namun jauh dari dugaan nya Haechan malah memeluk tubuh Ten.
“Apakabar mom?”
Ten tentu saja terkejut, selama 5 bulan ternyata Haechan banyak perubahan.
“Baik, aku sangat baik, ayo kita masuk dan kau?"
“Mark, perkenalkan nama saya Mark”
Mark membungkuk hormat, pemuda itu tersenyum kecil kearah orangtua kekasihnya.
Ditengah malam, ditengah petir saling bersahutan dan hujan badai, teriakan Haechan bersahutan dengan teriakan Ten dari kamar sebelah.
Kedua submisive itu harus melayani tingkah kedua dominan mereka yang benar-benar seperti kantung hormon.
Tamat