4. Luka

147 19 1
                                    

Yeonjun merapikan beberapa properti sebelum acara di mulai, kali ini ia bisa lumayan bersantai setelah jam lima sore karena tim divisi miliknya sudah menyelesaikan daftar tugas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeonjun merapikan beberapa properti sebelum acara di mulai, kali ini ia bisa lumayan bersantai setelah jam lima sore karena tim divisi miliknya sudah menyelesaikan daftar tugas

Yeonjun menyalakan rokok sebagai pelepas penat, rasanya senang sekali melihat ujung puntung itu berkilat menyala sekolah siap menjadi teman curhat, saat siap akan menyesap rokok tiba-tiba sebuah permen chupa-chupa disodorkan ke wajahnya

Yeonjun menatap kesal pada si pelaku yang tak lain adalah Soobin, pemuda itu hanya tersenyum sembari menunjuk ke peringatan dilarang merokok, Yeonjun memutar bola matanya malas, dengan tak ikhlas lalu membuang rokoknya ke tempat sampah

Ia menatap permen lolipop itu penuh enggan, kenapa rokok tercinta nya disandingin dengan chupa-chupa dua biji begini

"Ambil Kak," Soobin dengan paksa menaruh dua permen itu di tangan Yeonjun

"Dari mana lo dapet ginian?"

Soobin hanya menunjuk ke arah Hueningkai yang sibuk main dart berhadiah, Yeonjun memandangi permen tersebut sebelum akhirnya ia melahap permen itu, chupa-chupa mengingatkan seseorang yang dulu jadi pahlawan nya.

"Lo dateng untuk ke teater kan?"

Soobin mengangguk lalu menatap Yeonjun, ia tertegun sejenak ketika menyadari pria itu tengah menatap langit abu-abu gelap penanda malam hari di atas sana

"Iya, Kak Yeonjun sendiri masih sibuk urusan panitia?"

"Gak kok, lo bisa nonton bareng gue di kursi depan kalau mau."

Soobin mengangguk antusias, akhirnya ada waktu teman sekamar untuk pergi bersama, sangat jarang Choi Soobin jalan-jalan bersama teman kecuali untuk urusan bisnis

Soobin mengikuti Yeonjun menatap langit lalu tersenyum,"Btw makasih Kak tiketnya."

Beberapa detik berlalu dengan keheningan, sampai Soobin memberanikan diri untuk bertanya

"Gue lihat Kakak sering nolongin orang lain, kenapa kak?"

"Karena gue tau rasanya ketika butuh bantuan tapi gak ada satupun yang dateng."

"Kok jadi sedih, udahlah gue masuk dulu kita ketemu di teater," ia menepuk punggung Soobin lalu pergi, Soobin memandangi Yeonjun yang perlahan menjauh entah mengapa kata-kata Yeonjun tadi terdengar begitu berat

Lampu hias kerlap kerlip menemani langit malam layaknya bintang yang menghias langit malam, begitu dekat dengan mata, suasana seperti ini mengingatkan Soobin betapa hangat dan bahagia keluarga kecilnya sebelum sang Ibu dan Kakak pergi

Soobin duduk di kursi depan bersama Kai, disusul Yeonjun datang tepat sebelum acara dimulai, tema malam ini adalah HATI YANG SEMBUH meski terdengar sederhana judul itu menggambarkan kebanyakan nasib anak-anak broken home, jiwa mereka terluka namun tak sanggup bercerita kepada siapapun

Roommate 304✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang