7. Ramyeon

90 14 1
                                    

Soobin kembali ke asrama tepat sebelum jam sembilan malam, ia bertengkar di telepon tadi siang dengan Sang Ayah soal Ibunya yang ternyata memang masih hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin kembali ke asrama tepat sebelum jam sembilan malam, ia bertengkar di telepon tadi siang dengan Sang Ayah soal Ibunya yang ternyata memang masih hidup. Soobin memutar kenop itu dengan berat hati lalu melepaskan sepatunya dan menyalakan lampu.

Hal pertama yang ia lihat adalah vas berisikan bunga tulip putih di meja belajar Yeonjun, ia juga melihat jas hitam tergantung di pintu lemari dan sebuah buku bacaan sama yang Kakaknya sering baca dulu.

Mengapa semua ini terasa begitu familiar

Cklek–

"Oh, lo udah pulang."

Yeonjun kembali setelah membeli mie instan, pakaiannya masih sama dengan kemeja putih tanpa dasi dan celana hitam

"O-oh, Kak Yeonjun suka bunga tulip?"

"Iya, itu bunga favorit gue, kenapa?" Jawab Yeonjun sembari mengeluarkan belanjaanya dari kantung

Netra Soobin menangkap jam tangan hitam yang mirip dengan milik sang Kakak, ah tidak bahkan persis karena itu pemberian Ibu kandung Soobin, jam itu melekat di tangan kiri Yeonjun.

Jam tangan hitam dan bunga tulip putih, mengapa Yeonjun sangat mirip dengan Kakaknya

Semuanya begitu membingungkan, hati Soobin sangat sakit sekarang, ia hanya merindukannya, sangat rindu sampai terkadang rasanya kewarasan Soobin kabur. Saat luka Soobin hampir sembuh kenapa seseorang yang mirip dengan Kakaknya malah datang

"Lo mau ramyeon?"

"Bin?"

"I-iya Kak, gue mau satu."

Ia selalu bertanya apakah tuhan mengirimkan obat atau tengah memperingatkan Soobin agar benar-benar merelakan Kakaknya

Mereka duduk di dekat jendela dengan dua mangkuk piring berisikan mie instan hangat, sudah lama sekali Soobin tidak makan mie instan, dulu ia dan Kakaknya sering diam-diam makan mie instan saat Papah pergi ke luar kota

Hal-hal kecil itu sangat berarti bagi Soobin, ia menyuapkan mie itu ke dalam mulutnya, merasakan kuah pedas khas yang masih sama seperti dulu, tentu karena memiliki brand yang sama

Sst ayo makan mie di rooftop mumpung Papah lagi ke luar kota

Ayo Kak!

Hehe gini dong, nanti kalau kita ke korea kumasakkan mie instan lebih sering

Harus dong! Nanti Kakak yang beli satu kardus hehe, Soobin tinggal makan

Yeonjun melirik Soobin yang sedang menyantap, anak orang tajir dikasih micin dikit gapapa kali ya, ia sebenarnya agak takut kalau Soobin tiba-tiba gerd gimana

"Gimana? Enak? Ini edisi original—"

"Enak, enak banget!"

Yeonjun terkekeh saat Soobin makan begitu lahap, lihat betapa orang itu menikmati kuah mie pedas itu seolah belum makan selama setahun

Roommate 304✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang