Isu 1 : grup chat rahasia (5)

94 8 0
                                    

Aku terus berjalan sambil bertanya-tanya sebenarnya apa maksud dari perkataan Isagi yang menyuruh untuk berhati-hati.

Kunigami yang sedari tadi berjalan disamping ku pun mulai membuka pembicaraan.

"Dulu rumah kamu dimana? Ngapain kamu pindah sekolah di Jogja?" Tanya Kunigami.

Aku mengalihkan pandangan kearah Kunigami.

"Oh,rumahku dulu di Jakarta sekarang aku tinggal bareng Isagi buat beberapa tahun mangkanya aku sekolah disini bareng Isagi sekarang" jawabku.

"Oh... kalau gitu semoga beta ya tinggal di Jogja" Kunigami tersenyum manis.

Aku mengangguk sambil mulai tersenyum tipis.

"Iya thanks Kuni,btw kelasnya masih jauh kah?" Tanyaku.

"Oh nggak, tinggal ngelewatin dua kelas lagi kita sampek kok" jawab Kunigami.

Kami berdua terus berjalan bersampingan sambil mengikuti dibelakang bu Anri.

Beberapa saat kemudian akhirnya kami sampai disebuah kelas dengan papan nama 'kelas 11 Ips'.

"Nah [name], kita sudah sampai dikelas mu sekarang, semoga kamu bisa akrab ya ama anak-anak di kelas_" kata-kata bu Anri terhenti saat mendengarkan keributan didalam kelas tersebut.

Kami langsung membuka pintu kelas dan terpengangah melihat apa yang dilakukan anak-anak dikelas tersebut.

Kelas tersebut cukup berantakan berantakan serta...

Shidou : "melompat-lompat!"

Karasu : "ikuti irama sila!"

Kaiser : "bendera merah!~"

Merika berdiri diatas bangku.

"Musik!" Teriak anak-anak lain dikelas.

Kaiser : "irama sila bendera merah~"

Shidou : "punya umai desi~ yang punyi body seksi~"

Kaiser : "irama sila~ yang punya bendera merah~"

Karasu : "punya umai desi~ yang punyi body seksi~"

Ketiga anak itu terus bernyanyi dan menari tidak jelas diatas meja seakan tidak memperdulikan kehadiran guru yang telah masuk kedalam kelas tersebut.

Bahkan mereka berani membuka kancing seragam mereka tanpa rasa malu atau takut sedikitpun.

Aku masih tetap tidak habis fikir dengan kelakuan ketiga pemuda tersebut.

"Oke!, untuk lagu selanjutnya saya akan menyanyikan lagu berikutnya adalah lagu semar mesem!" Teriak salah satu pemuda yang memiliki kulit paling gelap dengan wajahnya yang penuh kepercayaan diri.

"Gasken do!" Ucap 2 orang lainnya.

"Hekhem...apa salah dan dosaku sayang_" namun nyanyian itu tiba-tiba terhenti.

(Bruakk...) suara buku yang dilempar dan tepat mengenai pelipis kepala Shidou.

Shidou sempat terjatuh dari atas bangku kemudian mulai perlahan berdiri dan meraih buku yang tadi mengenai kepalanya tersebut.

Buku catatan tersebut bertuliskan nama Rin Itoshi disampulnya.

"Woy! Itoshi jangan bilang lu yg ngelempar buku ini ke kepala gwa?!"

Sebenarnya buku itu tidak menyebabkan sakit pada kepala Shidou namun dia hanya kesal karena Rin menggagalkan konser dadakannya tersebut.

"Kalau iya kenapa? Suara lo itu lebih mengganggu dari terompet sangkakala tau nggak?" Ledek Rin dengan ekspresi datar.

"Apa lu bilang tadi?!" Laki-laki berkulit gelap itu berjalan kearah Rin dan mencengkram kerah seragamnya.

Namun Rin masih tampak tenang dan ekspresinya tetap dingin seakan tidak ada rasa takut sekali pada Shidou.

"Woy!!!" Kunigami tiba-tiba berteriak dan menyebabkan keheningan di kelas.

Seluruh kelas kemudian menatap Kunigami.

Mata mereka seketika terbelalak kaget saat melihat bu Anri sudah berada dikelas.

"Bagus...bagus..." bu Anri memberikan tepuk tangan.

Aku yang saat itu masih sangat gugup berdiri dibelakang tubuh besar Kunigami.

Aku tau jika kelas ini pasti dipenuhi oleh anak-anak nakal yang sepertinya sangat sulit diatur.

"Bu...bu..bu Anri" ucap Karasu sedikit kaget dan takut.

"Bu guru kapan sampainya?" Tanya murid lain.

"Iya... kurang lebih 15 menit yang lalu lah" jawab bu Anri.

Seluruh kelas menjadi terasa sangat hening sekarang.

Bu Anri kemudian memandang kearahku kemudian kembali menatap kearah para murid di kelas tersebut.

"Ibu bakal beri kalian sepuluh menit untuk membersihkan ini semua 1...2.."

Seketika seluruh siswa langsung berdiri dari bangkunya dan mulai membantu bersih-bersih.

Aku masih terlalu gugup untuk menunjukkan diri ku pada teman-teman sekelas baru ku sekarang.

Namun tiba-tiba pintu kelas terbuka.

"Maaf bu saya terlambat" ucap seorang siswa dengan rambut putih dan hijau di bagian tengahnya yang tiba-tiba masuk kedalam kelas dengan santainya.

Bu Anri kemudian menatap kesal kearah siswa yang terlambat masuk tersebut.

"Lagi...lagi kamu Otoya Eita!"

Bu Anri tampaknya sudah mulai kehilangan kesabaran dan memukul siswa terlambat itu menggunakan buku yang bawah dengan cukup keras.

(Prakk..) suara buku itu terdengar cukup nyaring.

Otoya mengusap-usap kepalanya.

"Ma... maaf bu"

"Sudah berapa kali kamu minta maaf, Otoya?!" Bentak bu Anri.

"Tolong bu, kasih saya kesempatan satu lagi kali in~" ucap Otoya dengan nada memohon.

Bu Anri menghela nafas.

"Kamu harus tetap berdiri disini sampai pelajaran materi ibu selesai, Otoya" bu Anri mulai sedikit tenang.

Otoya mengangguk.

Namun tiba-tiba mata ku dan mata Otoya saling bertemu satu sama lain sepertinya Otoya sudah mengetahui keberadaanku sekarang.

"Hey kau murid baru itu ya?"

Seketika seluruh kelas menatap kembali kearah kami dengan wajah penasaran.

BERSAMBUNG...

Jangan lupa vote dan komen ya, shank you~
(⁠。⁠・⁠ω⁠・⁠。⁠)⁠ノ⁠♡

Diamond blue (Blue Lock Alternatif Universe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang