page 1

606 42 4
                                    

Jenna Nathalia, gadis SMA yang masih duduk di kelas 3. Seorang gadis cantik yang terlahir dari keluarga sederhana, hidup yang berkecukupan dan membuat dirinya mau tidak mau harus membantu sang ibunda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Terkadang ia merasa iri melihat teman-temannya yang hidup enak dan tidak harus mencari pekerjaan sana sini, dan tidak tahu memikirkan besok bisa makan atau tidak, tetapi terlepas dari itu semua ia merasa bersyukur karena meskipun terlahir dalam keluarga yang sederhana ia memiliki ibunda yang memberinya kasih sayang dan membuat dirinya selalu bersemangat melewati hari-hari yang sangat berat ini.

"sayang kamu udah mau berangkat?" tanya ibunda Jenna saat melihat sang anak yang sudah siap.

Jenna mengangguk, "iya ibu. Karena sekarang hari pertama Jenna jadi murid kelas 3"

Diana terkekeh pelan melihat putri semata wayangnya yang sangat semangat dihari pertamanya menjadi kelas 3. "Sarapan dulu ya, nanti baru kamu berangkat"

Jenna mengangguk patuh lalu membantu sang ibu membawa masakannya ke meja makan kecil milik mereka. mendudukan dirinya di salah satu kursi lalu memakan nasi goreng dengan tenang begitupun dengan ibu nya. setelah selesai Jenna langsung bergegas memakai sepatu nya.

"Jangan terburu-buru seperti itu jarak sekolah mu dari rumah tidak terlalu jauh, dan ini juga kamu hampir melupakan bekal makan mu" Diana memasukkan bekalnya kedalam tas berwarna pastel milik anaknya.

"Yasudah Jenna berangkat dulu ya Bu?"

Diana mengangguk. "hati-hati, rantai sepedamu sudah benar memangnya?" tanya sang ibu.

"sudah bu, kemarin Janne benarkan dulu"

"tidak mau membawa motor saja? ibu takut nanti rantai nya putus lagi" ucap Diana dengan nada khawatir nya.

Janne tersenyum, "Tidak Bu, Jenna yakin. lagi pula kalo Jenna membawa motor nanti ibu bagaimana kalo mau ke pasar? kalo ibu ke pasar naik sepeda takutnya ibu kelelahan"

"Padahal ibu bisa naik angkutan umum atau ojek saja, naik sepeda juga tidak apa sekalian olahraga" kata sang ibu.

Jenna melihat jam tangan kecilnya lalu ia segera pamit kepada ibu nya, karena kalau percakapan ini dilanjutkan ia yakin tidak akan selesai jadi lebih baik ia segera berangkat menggunakan sepeda miliknya.

"aku berangkat bu" Jenna sedikit berteriak sambil melambaikan tangannya kearah sang ibu.

Saat masuk kedalam rumah Diana melihat sebuah keranjang yang ternyata itu adalah keranjang jualan dirinya yang dititipkan di warung depan sana. seharusnya Jenna yang membawanya tetapi Diana maklumi mungkin karena ini hari pertama anaknya sekolah lagi jadi sangat bersemangat sampai keranjang titipan pun tertinggal. Mungkin nanti ia yang akan mengantarnya sendiri.

...

Memasuki area perkarangan sekolah sambil menggowes sepeda miliknya, Jenna melihat sekeliling yang masih terlihat sepi tapi ada beberapa murid juga yang sudah datang. Dan juga ada anak-anak OSIS yang tengah bersiap menunggu di depan gerbang.

Jenna tetap melanjutkan perjalanan nya menuju parkiran, menyimpan sepedanya di samping sebuah motor yang entah milik siapa. Disini parkir sepeda maupun motor disatukan tetapi kalau mobil berbeda, tetapi yang membawa mobil tidak banyak bisa dihitung pakai jari karena kebanyakan mereka membawa motor dan ada juga yang dijemput. Oh, yang membawa sepeda seperti Jenna pun ada tetapi mereka sepeda nya bukan seperti dirinya sepeda jelek, sepeda mereka itu sepeda mahal yang harganya puluhan juta.

Menyimpan sepeda nya dengan hati-hati karena takut mengenaik motor yang berada disampingnya, lalu setelah itu Jenna berjalan menuju kelasnya kelas ipa3.

Me Gustas TuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang