Setelah meminta izin kepada guru mapel Luna langsung membawa Jenna ke ruang kesehatan, meminta anak pmr untuk mengobati luka temannya.
"Kamu udah gapapa?" tanya Luna memastikan.
Jenna mengangguk. "Udah di obatin ini kan lututnya, jadi udah gapapa"
Luna duduk di samping Jenna lalu memeluk tubuh wanita itu, "Maaf ya aku gabisa bantuin kamu lebih awal, aku minta maaf" sesal Luna.
"Gapapa Lun, aku udah gapapa kok. Udah biasa juga sama hal kaya gini" timpal Jenna dengan senyumannya.
"Kita ke kelas lagi aja ya?" pinta Jenna.
Dengan cepat Luna menggelengkan kepalanya. "Jangan! disini dulu aja, nanti kalo udah ganti guru baru balik ke kelas ya? aku udah izin ke guru mapel yang ini" jelas Luna.
Waktu cepat berlalu sekarang bel pulang sekolah berbunyi, Jenna mengemasi barangnya kedalam tas ransel miliknya.
Hari ini Luna pulang lebih dulu, terlihat buru-buru tadi juga dan Jenna tidak bertanya apapun. Ia berjalan menuju parkiran karena akan mengembalikan jaket milik Taehyung ini.
Mata cantiknya menelusuri setiap sudut parkiran ini tetapi tidak menemukan Taehyung dimana, lalu matanya tidak sengaja melihat Jimin teman Taehyung, dan dengan cepat Jenna langsung menghampiri pria itu.
"Ada apa Jenna?" tanya Jimin, bingung dengan kehadiran Jenna yang berada di depannya.
"Taehyung sudah pulang belum?" tanya Jenna kembali.
Jimin menggeleng, "Belum, dia ada latihan basket hari ini. Ada apa? perlu bantuan?"
Jenna berpikir, apa ia harus menitipkan nya atau tidak. Apa tidak apa-apa menitipkannya tidak langsung ke orangnya? tetapi kalau tidak di kembalikan sekarang Jenna tidak enak karena jaket ini sudah agak lama di dirinya.
Dengan pelan Jenna mengeluarkan paper bag yang berisi jaket Taehyung lalu memberikannya ke Jimin. Dengan agak bingung Jimin mengambilnya. "Ini apa?" tanyanya.
"Aku titip ya, berikan ini kepada Taehyung dan tolong sampaikan ucapan terimakasih ku untuknya" ucap Jenna dengan senyumannya lalu pergi meninggalkan Jimin masih dengan keadaan bingung.
...
Setelah pertemuannya dengan Soya tadi Jenna langsung pulang kerumahnya, dengan Soya ia hanya membahas tentang masalah pekerjaan. Soya yang menawarkan pekerjaan untuk Jenna dan tentu saja Jenna menerimanya. Karena ia sangat membutuhkan itu.
Saat memasuki rumah yang ia lihat adalah sang ibu yang tengah sibuk membuat kue, sepertinya ada pesanan biasanya ibu tidak pernah membuat kue jam segini kalau bukan untuk pesanan.
"Untuk pesanan ya Bu?" tanya Jenna yang langsung menghampiri ibu nya.
Diana mengangguk dengan senyuman manisnya, "Benar, tadi pagi ada yang pesan kue untuk acara besar katanya. Sepertinya yang pesannya orang kaya" jelas Diana matanya fokus membuat adonan kue.
"Jenna ganti baju dulu ya Bu, nanti Jenna kesini lagi bantu ibu" ucap Jenna yang hanya diangguki oleh Diana.
Tidak butuh lama Jenna sudah mengganti pakaian nya dengan baju rumahan, langsung membantu sang ibu membuat pesanan kue yang begitu banyak.
"Acaranya memang kapan Bu?" tanya Jenna.
"Nanti malam, tapi dia minta dikirimnya sore nanti" jawab Diana.
Jenna mengerutkan dahinya lalu melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 3 sore, "Tapi sekarang udah jam 3 Bu"
"Bentar lagi juga selesai, nanti kamu kirim ya jam 5" kata Diana, Jenna hanya mengangguk patuh sambil memasuki beberapa kue yang sudah jadi kedalam box.
Dan tidak terasa sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 5, kue-kue sudah siap hanya beberapa yang tinggal di masuki kedalam box dan selesai.
Jenna pun sudah siap dengan baju sederhananya, alamatnya sudah di berikan oleh ibu yang ditulis tangan di selembaran kertas.
"Kamu beneran bisa bawa sendiri?" tanya Diana.
"Bisa bu, pake motor ini kok"
"Bukan masalah itunya sayang, ini kan pesenan nya banyak banget simpen di depan gabakal cukup. Kalo di belakang takut jatuh, ibu ikut aja ya? biar ibu pegangin" kata Diana.
Mendengar perkataan sang ibu membuat jenna kembali berfikir lagi, "Yasudah iya Bu"
Mereka akhirnya memutuskan berangkat berdua, karena kue yang terlalu banyak membuat Jenna tidak bisa membawanya sendirian jadi harus bersama ibu.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai dirumah tujuan, rumah yang besar bahkan besar sekali seperti istana, sepertinya pemilik rumah ini orang kaya sekali ya.
"Permisi pak, apa benar ini alamatnya yang ini?" Diana memberikan selembaran kertas yang berisi alamat rumah ke satpam penjaga rumah besar ini.
Satpam tersebut mengangguk. "Benar bu ini alamatnya, ada keperluan apa ya Bu?"
"Saya mau mengantarkan pesanan kue atas nama ibu Airin" ucap Diana.
Mereka menunggu satpam yang tidak tahu tengah menelpon siapa, lalu satpam tersebut kembali menghampiri mereka.
"Silahkan masuk saja, ibu nya sudah menunggu di dalam"
Mereka mengangguk lalu jenna langsung melajukan motornya memasuki area rumah besar ini, memarkirkan motornya lalu turun.
"Ibu Diana ya?" tanya wanita cantik yang menghampiri mereka. Dari style nya sangat modis seperti wanita berkelas atas.
"Benar, apakah ini ibu Airin?" wanita cantik itu tersenyum ramah, wajah dan namanya sama-sama cantik.
"Masuk dulu saja" Airin masuk lebih dulu diikuti oleh Jenna dan sang ibu, lalu mereka di persilahkan duduk.
"Mau minum apa?"
"Tidak usah Bu, kita hanya sebentar saja kok. Sudah mau malam juga" jawab Diana.
Jenna hanya diam saja sambil memperhatikan sekeliling rumah ini, ternyata dalam nya lebih mewah membuat Jenna merasa iri dan berharap semoga ia suatu saat nanti memiliki rumah seperti ini.
"Ini anaknya ya?" Jenna yang merasa di panggil menoleh dengan senyuman manisnya membuat Airin pun membalas senyumannya.
"Saya juga punya anak seumuran dia, tapi anaknya main keluar terus biasalah ya anak cowok" jelas Airin sambil terkekeh pelan.
"Tuh anaknya"
Mereka semua menoleh kearah yang ditunjuk Airin, disana ada seorang pria yang masih mengenakan seragam sekolah dan Jenna mengenalnya. Bukankah itu?
Taehyung?
to be continued...
![](https://img.wattpad.com/cover/353340479-288-k204388.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Gustas Tu
Novela JuvenilJenna gadis cantik yang terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan membuat dirinya harus bekerja paruh waktu, dimasa gadisnya ini seharusnya anak seusianya sibuk bermain dan belajar tetapi itu tidak berlaku untuk dirinya sendiri.