page 6

67 13 2
                                    

Hari ini Jenna berangkat sekolah menggunakan angkutan umum karena sepeda nya rusak. Dan dia juga sengaja berbohong kepada sang ibunda kalau ban sepedanya kempes jadi sengaja ia tinggal di sekolah, ia tidak tahu ibu percaya atau tidak tetapi sepertinya percaya karena hanya mengangguk saja tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Sebenarnya ibu menyuruh nya membawa motor saja tetapi Jenna menolaknya, kalau dia naik motor lalu nanti ibu ke pasarnya bagaimana? jadi karena malas berdebat dengan sang anak ibu nya hanya mengangguk saja.

Jenna hampir saja telat karena jalanan yang macet parah, kalau saja ia tidak memutuskan untuk turun dari angkot dan berlari sepertinya ia memang benar-benar telat.

"Jenna!"

Merasa ada yang memanggil namanya Jenna menoleh, disana ia melihat ada Luna yang tersenyum sambil melambai kearahnya. Berlari kecil menghampirinya dengan rambut di gerai dan jepitan lucu di pinggirnya.

Luna langsung menggandeng lengan Jenna, mereka berjalan beriringan ke kelas. Dan seperti biasa tatapan tidak suka yang Jenna dapatkan.

"Aku hari ini mencoba hal yang berbeda, coba tebak menurutmu apa yang berbeda dariku?" tanya Luna sambil bergaya cantik.

"Jepit rambut itu ya?" tanya Jenna. Karena ya memang ia baru melihat Luna memakai hal semacam itu, biasanya dia hanya menggerai rambutnya saja atau diikat satu tanpa menggunakan jepitan atau aksesoris kepala lainnya.

"right! kamu memang yang paling peka!" pekik Luna senang, membuat Jenna ikut senang melihatnya.

Mereka memasuki kelas dan berjalan ketempat mereka, kelas nya masih berisik karena guru belum masuk, tetapi memang selalu seperti ini, kalau diam pasti itu adalah sebuah keajaiban.

"Menurut mu apa Taehyung akan melirikku karena aku berpenampilan berbeda?" tanya Luna.

Jenna yang tengah mengeluarkan buku nya pun sontak menoleh lalu tersenyum. "Pasti" tetapi saat Luna menyebut nama Taehyung itu membuatnya teringat satu hal, jaket! ia membuka tasnya dan melihat jaketnya sudah ia bawa.

Karena setelah pulang kemarin ia langsung mencucinya, karena ia tidak mau menyimpan barang orang terlalu lama ia merasa tidak enak.

"guys listen! mapel pertama gurunya gabakal masuk, jadi kita jamkos. Jangan terlalu berisik, okay?" Satu kelas kompak mengangguk.

Luna yang tengah memainkan ponselnya itu menoleh kearah Jenna yang tengah sibuk menulis entah itu apa. "Jen kamu ga bawa sepeda?" tanya Luna.

"Tidak" jawabnya singkat.

"Kenapa?" tanya Luna kembali.

"Ban nya kempes jadi aku naik angkutan umum tadi, setelah pulang sekolah aku akan benarkan" jelas Jenna.

Luna menganggukkan kepalanya paham, lalu ia kembali menoleh. "Karena sepedamu rusak, pulang mau bareng?" tawar Luna.

"Maaf aku pulang di jemput ibu" Jawab Jenna bohong. Dia pulang tidak dijemput siapapun, termasuk ibunya. Ia sengaja berbohong karena tidak mau merepotkan Luna, pasalnya rumahnya dan rumah wanita itu berbeda arah.

"Lain kali kita harus pulang bersama! jangan menolak!" tegas Luna, membuat Jenna mengangguk.

...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan selama tadi baik dirinya maupun Luna tidak keluar kelas sama sekali, karena setelah jamkos di jam ke-1 di jam ke-2 guru matematika masuk, dan mereka senang karena setelah itu akan istirahat tetapi tidak, itu semua salah.

Kelas lain istirahat tetapi kelas mereka malah ada ujian inggris mendadak. Sebenernya mapel inggris itu di jam ke-1 tetapi entah bagaimana gurunya tiba-tiba hadir dan meminta ujian di jam istirahat? bayangkan setelah matematika lalu ujian bahasa inggris.

Dan saat kelas lain masuk kelas mereka baru istirahat, Luna yang sedari tadi cemberut karena tidak bisa bertemu Taehyung karena ia sudah berdandan cantik dan berpenampilan berbeda tetapi gagal dalam sekejap.

Tetapi dengan otak cerdasnya sesekali Luna izin ke toilet padahal bukan ke toilet tetapi berbelok ke kelas Taehyung untuk melihat pria itu, dan Jenna pun ikut serta. Karena ditarik.

Dan sekarang sudah jam pulang, mereka pun memang pulang telat kembali. Luna masih cemberut karena ia tidak bisa melihat Taehyung lagi, sudah nyamperin ke kelasnya tapi kelasnya udah kosong.

"Sebel banget kenapa harus kaya gini sih?!"

Jenna terdiam, ia tidak tahu harus menjawabnya seperti apa. Ia takut salah bicara.

Mereka sekarang sedang berjalan menuju gerbang depan, Jenna lihat juga disana sudah supir Luna yang menunggu seperti biasa.

"Aku pulang dulu, hati-hati ya Jenna!" Luna tersenyum sambil melambai kearahnya setelah itu wanita cantik itu masuk ke dalam mobil nya.

Melihat kepergian Luna membuat Jenna bernafas lega karena ia harus segera ke parkiran untuk melihat sepedanya masih ada disana atau tidak, dan nihil sepedanya sudah tidak ada disana. Ia panik, matanya sudah berkaca-kaca. Kemana perginya?

Ia mencari-cari di sekeliling tetapi tidak menemukannya, bahkan sampai mengacak-acak tempat sampah tetapi tidak menemukannya sama sekali.

"Lo gabakal nemuin dimanapun itu, karena emang udah gaada disini"

Suara itu membuat aksi Jenna terhenti, dengan mata berair ia menoleh ke belakang disana ada Taehyung yang tengah berdiri dengan muka datarnya, dan tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Udah di buang, karena emang sepedanya udah gabisa di benerin. Jangan keras kepala" tegas Taehyung.

"Tapi.. itu barang berharga ku Taehyung"

Taehyung terdiam karena Jenna menyebut namanya dengan nada bergetar. Tidak tahu kenapa hatinya sakit mendengar itu.

"Ikut gue!" Taehyung menarik tangan Jenna dan menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya. Jenna tidak tahu ia akan dibawa kemana, ia hanya pasrah karena hari ini dirinya benar-benar lelah.



to be continued...

Me Gustas TuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang