🌙 Sekejab

66 10 3
                                    


Jace membukakan pintu mobil untuk Nora, mereka berjalan masuk kedalam gedung perusahaan dengan bergandengan tangan menuju ruangan mereka. Tentu di iringi bisik-bisik para karyawan, sebenarnya pemandangan ini bukan pertama kalinya terlihat karena sudah semenjak seminggu yang lalu, tapi tetap saja beberapa diantara mereka masih tak percaya dan menduga bahwa mereka akan memiliki hubungan meski bekerja dalam satu lantai dan sering bertemu. 

Karena Eleonora adalah wanita cantik yang ramah tapi susah di dekati sedangkan Jace tak beda jauh, lelaki cuek yang susah di dekati apalagi pangkat nya yang membuat mereka segan untuk mendekati nya.

Oh ya karena seminggu ini Eleonora dan Jace selalu bersama Adelio sedikit terlupakan, yah tolong di maklumi, anggap saja jika mereka itu remaja yang baru merasakan cinta. Walau kenyataan memang seperti itu.

"Kenapa ruangan kita harus terpisah" Nora cemberut ketika mereka sudah sampai di depan pintu ruangan Nora, Jace terkekeh gemas lalu mengusap pipi Nora lembut.

"Mau bekerja di ruanganku?" Tawarnya, Nora tampak berpikir

"Eumm engga deh" katanya sembari menggelengkan kepala

"Yaudah aku masuk ya" selanjutnya lalu masuk ke dalam.

Jace berjalan ke ruangannya lalu melakukan seperti apa yang dia lakukan biasanya. Ruangan itu hening hanya terdengar suara jam yang berdentang, suara pulpen yang Jace pakai juga deru nafasnya, lalu tiba-tiba terlintas sesuatu di pikirannya.

Ia sudah mencapai tujuannya, yaitu menemukan sang mate. Tapi kenapa dia masih terjebak di sini, bukankah seharusnya sekarang ia sudah bisa kembali.

✧⁠◝(♪)⁠◜⁠✧


Saat ini Nora bersama dengan Jace di pusat perbelanjaan, untuk membeli beberapa daging dan cemilan untuk perayaan kecil-kecilan karena Juan akan segera wisuda.

Seakan asik dengan dunia sendiri, mereka bahkan tak menyadari tatapan orang-orang yang menatap mereka aneh. Ya mereka asik bercanda hingga melupakan keadaan sekitar.

Setelah berbelanja mereka tak langsung pulang karena Nora ingin membeli sesuatu. Entah sudah kodratnya sebagai wanita atau apa, Nora sudah berkeliling stand makanan selama 20 menit tapi dia hanya membeli cotton candy.

"Jace kamu marah?" Tanya Nora melihat wajah datar Jace, padahal wajah nya memang seperti itu.

"Engga"

"Aku lama ya?"

"Engga El"

Oh ya sekarang Jace sudah memiliki nama kesayangan untuk Nora, El.

"Yaudah ni buat kamu aja" kata Nora memberikan cotton candy nya pada Jace

"Kenapa kamu kasih ke aku?"

"Biar kamu ga marah"

"Aku ga marah El"

Beberapa minggu Jace sudah tinggal dekat dengan Nora, dan Jace tau gadis itu tidak mungkin memberikan milik nya untuk orang lain dengan cuma-cuma, karena itu Jace pun berniat menjahilinya.

"Yaudah sini buat aku" kata Jace mengambil permen kapas itu dari tangan Nora

"Jace"

"Kenapa?"

"...."

"Gajadi, balikin" kata Nora lalu mengambil permen kapas nya kembali namun Jace malah mengangkat permen itu ke atas, meskipun tinggi mereka tak terlalu jauh bedanya. Tapi tetap saja Jace lebih tinggi dari pada Nora

"Jacee" rengek Nora sambil berusaha mengambil permen kapas nya. Tapi Jace malah tertawa, mendengar suara tawa itu membuat Nora menoleh ke arah Jace.

Dan kejadian yang lalu pun terulang lagi, mereka malah saling tatap padahal masih di tengah keramaian. Tapi seolah tak terganggu dengan suara ramai nya mall itu mereka menikmati manik satu sama lain.

"Kak kalau mau ciuman jangan di tengah jalan dong"


✧⁠◝⁠(♪)⁠◜⁠✧


Setibanya di apartemen, mereka langsung menuju belakang gedung karena mereka akan melakukan pesta di sana.

Sebenarnya balkon milik Nora atau Jace sudah cukup luas untuk acara kecil-kecilan itu, tapi Aiden meminta agar seperti ala-ala piknik. Karena memang belakang gedung apartemen mereka berhadapan langsung dengan hutan dan tanah juga penuh rumput jadi terlihat asri.

Di sana hanya terlihat Adelio, Aiden, dan Juan.

"Momma sama Lyli kemana? Tanya Nora

"Masih di dalem" saut Aiden

"Eh bentar ya gw ada urgent ni" kata Juan lalu pergi tanpa menunggu balasan

"Lah orang dia yang punya hajat" jawab Nora

"Ngomong-"

Omongan Aiden terpotong oleh suara Adelio

"Ada yang ingin saya kata kan" kata Adelio pada Jace

"Aku tinggal dulu ya" kata Jace sambil mengusap rambut Nora pelan, dan Nora hanya mengangguk, Jace dan Adelia pun pergi dari sana.

"Sok imut lo" kata Aiden

"Dih?"

"Mau kemana" tanya Nora melihat Aiden yang beranjak dari duduknya

"Panggilan alam" katanya

"Eh masa gue ditinggal sendirian sih" gerutu Nora

Aiden yang mendengar itu terhenti langkahnya

"Duh beneran deh ra udah kebelet" kata Aiden

"Yaudah sana pergi" kata Nora sambil melotot

"Pokoknya nggak usah ke mana-mana terus kalau ngerasa ada yang gak beres lu pergi aja, ngerti ga" ujar Aiden

"Iya iya bawel lu kenapa sih"

"Jangan iya iya doang, kalau ada apa-apa telepon gue atau teriak aja yang kenceng"

"Iya den udah sana katanya kebelet" bales Nora dengan sedikitnya ngegas di akhir.

Akhirnya Aiden pergi dan Nora pun sendirian di sana. Agak sedikit menyeramkan karena ini sudah sore menjelang malam, dia sendirian dan berada di hadapan hutan. Nora harap salah satu diantara mereka segera kembali.

Dan juga seharusnya Nora benar-benar mendengarkan perkataan Aiden.


✧⁠◝⁠(♪)⁠◜⁠✧


Jace dan Adelio berjalan kembali ke tempat mereka akan melaksanakan piknik, yah sebut saja seperti itu.

Tapi manik Jace merasa kurang saat tak melihat Nora diantara momma, Aiden, dan Lyli.

"Dimana Nora?" Tanya Jace pada mereka

"Bukanya dia nyusulin lo? Kata Aiden

"Kita ga ketemu Nora sama sekali" kata Adelio

Aiden mendadak terdiam mendengar nya

"Lyli!" Teriak momma ketika Lyli ambruk ketanah, momma menggenggam tangan Lyli dan cahaya redup keluar dari sana.

"Nora di bawa sama salah satu serigala dari pack dark wolf"















Tbc.

Mate || Travicky [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang