Bunyi ketikan keyboard laptop saling beradu ketika jari lincah tersebut bekerja di atasnya,mata biru yang cerah tak hentinya bergerak menatap layar monitor.
Pikiran nya melayang,ia kembali berhenti dan bersandar di sandaran kursi belajar nya. Matanya melihat ke arah balkon,memandang betapa indah nya pemandangan malam hari ini.
"Jadi dia orang nya..."
Flashback.
"!"
"Oh... Sudah sadar ternyata."
"Di mana...?"
"Di apartemen ku. Minum ini."
Naruto menatap sosok di depannya bergantian dengan mug yang ada di tangannya,kemudian menerima mug berisi teh hangat tersebut.
"Lebih baik? Syukurlah demam mu sudah turun."
Mata Naruto menatap sekeliling, instingnya mengatakan kalau orang di depan nya ini bukan orang sembarangan,jadi ia harus hati-hati dan selalu siaga.
"Tenang lah,tidak perlu tegang begitu. Aku bukan orang jahat."
"Ma-maaf..."
"Kau ingat aku?"
Naruto kembali menoleh,menatap wajah yang terbilang sangat tampan. Mata nya menyorot teduh menatap Naruto, rambut hitam nya bergoyang seirama dengan angin yang berhembus.
"Dosen... Uchiha kan?"
"Masih mau pura-pura?"
"Ugh...hmhhh..."
Naruto segera menutup hidung nya dengan serat kain selimut, laki-laki di depan nya ini tengah mengeluarkan feromon nya. Sengaja untuk mengontrol dirinya,ia heran kenapa feromon pria itu bisa menaklukkan dirimu yang sudah terbiasa.
"Masih belum juga?"
"Cu-cukup...jangan lagi,sudah cukup..."
"Jadi...?"
Dari pada intensitas Feromon ya semakin di perkuat lebih baik Naruto mengalah saja,ia tidak mau lepas kendali berakhir ia menghabiskan satu malam dengan dosen nya.
"Ya. Aku ingat sekarang."
"Bagaimana cara mu bisa mengingat ku?"
Naruto kembali menatap kesal pria yang tengah bermain-main dengannya, haruskah ia berkata jujur?
"Fe-Feromkn mu. Aku kenal bau itu."
"Sebegitu suka nya kau dengan bau ku? Sekitar 5 atau 6 tahun ya? Entah lah aku tidak ingat,kau jatuh tepat di depan kaki ku. Dan Sampai sekarang kau masih ingat bau ku."
"Alasannya karena aku tidak mau melupakan orang yang pernah baik pada ku."
Bibir Sasuke melukis senyum tipis, tangannya terangkat. Jemari nya menyentuh helai rambut emas Naruto,halus.
"Hanya Pertolongan kecil seperti itu,kau sudah menganggap aku orang baik?"
Mata Naruto menatap kosong wajah Sasuke yang masih tersenyum pada nya,ia pun menganggukkan kepala nya. Selain Ishida baru Sasuke seorang yang pernah menolong nya di masa sulit,minus teman-teman yang ia kenal.
"Hey... Aku ingin jujur 1 hal."
"Silahkan."
"Aku sudah lama mengamati mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitors, Assasins, And Soldiers.
FanfictionButiran embun tampak begitu lembut,jatuh tepat ke permukaan kulit wajah dan menjadikan rasa lembab dan dingin.Aku Terpaku melihat pemandangan di depan ku. Darah...mayat..orang tua ku... Aku hanyalah anak kecil berusia 6th yang tidak tahu apa-apa,na...