Chapter 2.

1.3K 135 21
                                    

Duk....Duk...Duk...

Naruto tampak tidak berselera menendang samsak di depannya,ia bosan hidup monoton seperti ini. Di sekolah ia jadi bahan Bullyan atas nama tuan putri Sakura,ingin melawan tapi tidak bisa karena anak kandung ayah angkatnya.

Setelah sampai di rumah ia harus menjalani segala prosedur pelatihan keras yang di terapkan oleh Khizashi,helaan nafas berat terdengar dari mulut Naruto. Ia pun mencoba membangkitkan semangatnya untuk berlatih,agar nanti ia tidak mendapat masalah.

Suara derit pintu terdengar sejenak Naruto mengalihkan perhatiannya ke pintu masuk,ia pikir itu Ishida atau para pelatih dan pengawal yang lain namun hanya Sakura yang datang dengan wajah mengejek. Jujur awal Naruto datang ke tempat ini ia pikir gadis manis itu orang yang baik,namun sifatnya berbanding terbalik dengan wajahnya.

"Ck ck ck... Kasihan sekali kau. Harus selalu terkurung di ruangan membosankan ini,dan berlatih sekuat tenaga."

"Mau apa kau? Kalau ingin mengganggu latihan ku,keluar saja."

"Hah...itulah perbandingan nya,mau yang seroang anak pungut harus selalu menuruti apa kata ayah ku. Seperti anjing yang mengemis makan dan sebagai ganti nya? Harus menjadi penurut bagi tuan nya."

Naruto berhenti menendang,sejenak ia menatap tajam ke arah Sakura kemudian kembali melanjutkan latihan nya. Ia tidak ingin mendapat masalah hanya karena gadis buruk sifat ini.

"Oh iya... Apa enaknya terus berlatih? Capek iya,buang tenaga iya,tapi tidak ada hasil. Lihat? Kau tetap kecil kerdil,tidak ada perkembangan. Otak mu juga bodoh."

Naruto menelan semua sindiran Sakura demi menahan emosi nya,kakinya semakin cepat menendang dan tangannya juga ikut meninju. Melampiaskan segala emosi yang ia pendam,telinga nya mulai panas mendengar caci maki Sakura.

"Ahahahaha...babu tetaplah babu ya. Tidak di rumah atau di sekolah,kau tetap menjadi anjing peliharaan yang penurut."

"Keluar...jangan mengganggu latihan ku."

"Kau berani mengusir ku? Semua ini milik ayah ku. Segala fasilitas,pakaian yang kau pakai,makanan,dan tempat tinggal itu semua dari ayah ku. Berani sekali kau bersikap seperti itu pada anak kandung keluarga Haruno!"

Naruto tidak tahan,ia pun berjalan ke rak handuk yang berbahan dasar kayu,mengayun kepalan tangannya penuh tenaga sedetik kemudian rak tersebut hancur berkeping-keping. Sakura terkejut melihat kejadian barusan,kakinya gemetar. Apa benar yang ia lihat itu Naruto si lemah?

"Keluar atau ku buat kau senasib dengan rak itu."

"Hic...kau... berani nya..."

"Yah...aku memang terus berlatih,dan aku tidak bosan. Karena apa? Karena aku punya sesuatu yang ingin ku capai,kau bilang tidak ada gunanya? Barusan kau sudah lihat apa kegunaan aku yang terus di siksa dalam pelatihan kan? Sekarang keluar."

"Akan ku laporkan kau pada ayah ku...hic..."

"Lapor saja. Kalau bisa sampai segala isi perut mu keluar saat melapor pun aku tidak peduli,jangan pernah datang ke tempat pelatihan ku lagi atau habisi kau!!!"

"Hic...hic...ayaaaaah..."

Sakura berjalan mundur kemudian berbalik dan berlari keluar, meninggalkan Naruto yang mendengus kesal sambil mengacak rambut nya.

Traitors, Assasins, And Soldiers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang