Chapter 6.

527 81 5
                                    

Suara langkah kaki yang berderap menjadi pemecah kesunyian di malam hari ini,kakinya berhenti sejenak dan kepalanya mulai celingak-celinguk mencari tempat yang cocok untuk ia jadikan persembunyian.

Ia pun bersembunyi di balik dinding bangunan tua bekas pertokoan,memeriksa peluru pada senjata di tangannya yang hanya tersisa 3 peluru aktif. Ia tidak sengaja menjatuhkan magazine satu-satunya saat bertempur tadi.

"Agh... Naruto bodoh,saat seperti ini kau justru ceroboh menjatuhkan hal penting."

Ia mengangkat pistol nya sambil memejamkan mata, nafasnya tidak beraturan. Kalaupun ia kehabisan peluru setidaknya ia masih bisa bertahan dengan pisau yang ia simpan di holster pada kakinya.

Telinga nya mendengar suara derap kaki,musuh nya mendekat. Kalau 10 orang ia masih sanggup melawan,kali lebih dari itu Naruto tidak yakin pulang dalam keadaan utuh. Atau bahkan tidak akan pulang lagi.

"Baik. Pistol belakangan,pisau dulu yang beraksi."

Naruto menyimpan pistol nya dan mencabut pisau dari kaki kanan nya,melihat ada beberapa pria yang sedang mencari nya ia pun mengendap-endap bergerak ke belakang pria itu.

Dengan gesit Naruto pun langsung menarik leher pria itu dan menggorok dengan pisau di tangannya,semua orang yang mengejar nya sadar dan segera menodongkan pistol padanya.

Untuk saat ini Naruto hanya bisa berlari menghindari tembakan,dan kembali bersembunyi di balik bak sampah berbahan dasar besi,mengatur nafas dan siap bertarung. Lawannya kebanyakan alpha daripada Beta.

"Sebelah sini bajingan!!"

Kaki Naruto melayang tepat mengenai wajah sosok pria yang mencoba memeriksa tempat persembunyian nya, memainkan pisau di tangannya dengan akurat, menghindari segala serangan dan balas menyerang jika ada kesempatan.

1 tinju dari kepalan tangan mungil Naruto tepat mengenai pipi pria lain yang berusaha menangkap nya,kemudian tanpa ragu menikam ubun-ubun pria itu hingga tembus ke rahang.

Naruto kewalahan,ia pun menghitung ada berapa lawan lagi yang tersisa. Dari sembilan orang yang ia tumbangkan tersisa 7 orang lagi. Ini sudah di batas kesanggupan nya,energi nya habis terkuras saat di gedung tempat ia bertugas tadi. Untuk membunuh seorang direktur utama target yang di berikan Khizashi padanya.

"Ugh..."

Naruto baru sadar kalau ia terluka, perut nya mengeluarkan darah begitu banyak serta punggung nya mendapat luka melintang yang cukup panjang. Ia kehilangan banyak darah makanya ia sudah sampai pada batas nya.

"Mau lari kemana lagi kau,rubah tengik?"

"Hosh...hosh... Beruntung nya kalian aku sudah kehilangan tenaga dan banyak kehilangan darah. Kalau tidak,mungkin kalian sudah bertemu dengan teman-teman kalian yang ku bunuh."

"Keh... Omega 1 ini memang berbeda ya,lebih agresif dan aku suka itu."

"Dasar orang mesum tidak tau di untung."

Lagi Naruto harus mengadu kekuatan dan kelincahan agar ia selamat dari orang-orang yang ingin menangkapnya, tangannya dengan lincah menusuk orang yang menjadi lawannya dan sekarang ia pun harus mengeluarkan senjata nya lain untuk meloloskan diri.

1 tembakan ia lepas dan menembus kepala seorang pria yang berusaha mengunci pergerakannya,sisa 2 peluru lagi dan ia harus memanfaatkan nya sebaik mungkin sisa 3 orang lagi yang harus ia tumbangkan.

Naruto memegang erat gagang pisau di tangan kanannya, sementara di tangan kiri ada senjata api Laras pendek. Ia menggigit bibir bawahnya menahan sakit di perutnya, sebenarnya kepala nya sudah pusing dan pandangannya berkunang-kunang. Ia bahkan sudah tidak fokus lagi melihat lawan-lawannya.

Traitors, Assasins, And Soldiers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang