Biru mendominasi dirgantara dan hijau melambai bebas bersama mereh yang merekah indah. Entah kemana perginya kelabu ketika pilu telah membaur dengan harsa. Mungkin esok mampu memudarkan luka, namun malam enggan membuang bayang tirta begitu saja.
Dan ketika angin mendobrak celah kekosongan diri hanya untuk membawa sepenggal bait lama tentang tirta, tiada sepatah katapun yang terucap. Malam termenung didepan kaca yang telah pecah berkeping-keping akibat kesalahan dari masa lalu. Sekarang hujan hanyalah khayal.