03. Nagala2

2.5K 317 24
                                    

"Telpon Ayah Buna ya?" Izin Jigala karena kondisi buna nya semakin memburuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Telpon Ayah Buna ya?" Izin Jigala karena kondisi buna nya semakin memburuk.

"Jangan, ayah lagi kerja, beliin aja Buna obat di apotik sayang, obat penurun panas" ujar Nagala.

"Buna, bukan itu masalahnya, tapi ayah ini harus tau, jangan taunya saat Buna ceria aja" ujar Jigala.

Nagala terdiam dengan tatapan sendu nya pada sang anak.

"Ji tau kan kalau Buna cinta benget sama ayah, jadi Buna gak mau buat ayah susah, dan membebani ayah" ujar Nagala.

"Terus sampai kapan Buna mau kayak gini? Ngebiarin ayah bebas kayak gini?" Tanya Jigala geram.

"Sampai ayah tidak butuh Buna lagi sayang" ujar Nagala yang membuat Jigala menghela nafas berat.

"Ayah hanya perlu di sadarkan Buna... Gak ada ayah gak butuh Buna itu gak ada.." lirih Jigala.

"Ayah gak mabuk Jigala.. ayah sadar dengan apa yang dia lakukan dan apa yang sedang terjadi, lalu menyadarkan ayah untuk apa? Bukan menyadarkan tapi itu memaksa" ujar Nagala yang membuat Jigala terdiam.

"Hum, ya udah, Ji beliin Buna obat dulu ya" ujar Jigala.

"Iya, hati hati sayang" pesan Nagala yang di balas anggukkan oleh Jigala.

Di sepanjang jalan menuju apotek terdekat, Jisung merenung dan terus berpikir.

Apa yang harus ia lakukan.

Semua ini tidak benar, keliru.

Padahal dia tau betul kalau ayahnya itu sangat mencintai Buna nya, tapi ayah nya 'keliru' dan menganggap 'sepele' Buna nya.

Mentang mentang Buna nya sangat mencintainya, ayahnya jadi besar kepala dan mulai bertingkah menyakiti Buna nya.

Dalam seumur hidup Jigala menjadi anaknya mereka, dia sama sekali tidak pernah mendengar kedua orang tua nya bertengkar.

Karna apa?

Di antara keduanya ada cinta.

Di tambah lagi Buna nya yang penurut, sangat penurut dan sabar.

Itu membuat semua menjadi tenang, tapi siapa sangka akhir akhir ini ternyata Buna nya itu sering menyimpan rasa sakitnya sendiri.

"Kak, beli obat penurun panas ya" ujar Jigala pada penjaga apotek.

"Tunggu sebentar ya saya ambilkan obatnya dulu" ujar penjaga apotek itu.

Jigala mengangguk dan tak lama kemudian obat tersebut pun ia dapatkan.

Saat dalam perjalanan pulang, Jigala melihat mobil yang sangat ia kenal melintas.

Mobil ayahnya.

Dan bukan menuju jalan pulang melainkan berbelok ke arah yang berlawanan.

Nagala Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang