CRASSHHH!!!
Wanita-wanita pelayan yang sebelumnya berlari menghampiri Sakura kini terhempas dan sudah menjadi jasad di detik tersebut.
"Tu...Tuan Indra.." Bibir Kanna (pelayan pribadi Sakura) bergetar saat melihat seseorang di belakang Sakura.
"P...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Disclaimer:
Naruto milik Masashi Kishimoto. Saya hanya meminjam karakter dan tidak memperoleh keuntungan bersifat materi dari fanfiksi ini.
**** "Nona.. Tuan Indra memutuskan untuk membunuh adiknya, Tuan Ashura! Itu karena Anda sudah lama tidak terbangun. Jika salah satu dari mereka terbunuh.. maka akan terjadi peperangan antara Ninshu dan Ninjutsu, Nona!"
****
"Tu.. Tuan Indra... mata Anda.." Sakura menyentuh pinggiran mata Indra dengan tangannya yang bersimbah darah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Diamlah gadis bodoh.." Ucap Indra dengan bibirnya yang bergetar. Tanpa Indra sadari air matanya menetes ketika ia mencoba menyembuhkan Sakura dengan Ninshu walaupun sebenarnya Ia tidak sudi untuk melakukan Ninshu.
Malam itu, gerhana bulan pun datang menyinari mereka berdua dengan sinar berwarna merah darah. Mata Sakura lalu tertutup. Gelap.
"Sa..Sakura.." Mata Indra melebar. Jemarinya bergetar dan menyentuh pipi dingin Sakura.
"..." Dada Indra terasa begitu sesak sampai mulutnya tidak bisa mengatakan apa-apa. Suaranya menghilang. Belum pernah Ia merasa sesesak ini ketika melihat orang tiada. Hal ini sangat berbeda ketika ibunya dan Hagoromo tidak ada. Perasaan yang sungguh menyiksa batin.
Suasana sunyi serasa terdengar mencekam, semua binatang malam seolah bungkam. Malam itu seperti mengabarkan kejadian buruk telah terjadi.
"Nona Sakura!!?" Teriak seorang wanita yang tiba-tiba sudah berada di gua penjara. Dan benar, itu adalah Kanna. Insting Kanna selalu benar ketika Nona nya tersebut menghilang.
"Ti.. tidak! A...apa yang terjadi dengan Nona..? hiks.." Wajah Kanna seketika memucat melihat tubuh Sakura yang kurus kering itu bersimbah darah di pangkuan Indra.
