Karina sedang ... ya tidak sedang apa-apa sebenarnya. Ia hanya duduk di bangku sembari melihat teman
sekelasnya pada berisik. Kebetulan sedang jam kosong.Gabut. Mana Ayara tidak hadir! Ughh!
"Na? Kau mau nitip sesuatu? Aku mau ke kantin."
Karina menatap Martin dengan binar. Martin memang sangat pengertian. "Traktir ya, Tin?"
Sekarang Martin menyesal.
"Nggak lebih dari goceng."
Senyuman Karina terbit. "Beliin gue bakwan sama risol ya!"
Martin berdeham dan berlalu. Tinggal Karina yang kembali menggabut. Sampai Hardian menghampirinya dengan raut wajah yang sedih. Dahinya mengerut.
"Na ...."
"Ha?"
"Gue mau pamit sama lo."
Karina? Tidak tahu harus apa! Pamit apaan? Kayak mau mati aja!
"Gue mau bunuh diri."
Tersentak. Karina melongo. Begitu juga seisi kelas yang sudah beralih menatap Hardian.
"Ke–kenapa?"
"Mereka jahat, Na!"
Hardian sudah menangis lalu memeluk Karina. Karina mengelus-elus punggungnya. Mencoba menenangkan. Setidak sukanya dia pada Hardian, tapi kalau sedang ada masalah tidak mungkin ia tidak acuh.
"Kenapa jahat?"
"Mereka mau misahkan kita, Na! Tapi gue nggak bisa kalo pisah sama lo."
Tunggu ....
"Itu makanya gue mau pamit izin aja ke lo. Gue mau bunuh diri aja! Benaran, gue nggak bakal sanggup pisah dari lo."
Seperti ada yang tidak beres ....
"Mereka yang lo maksud siapa?"
Ada jeda beberapa detik ....
"Kepala sekolah."
Kemudian ....
"Arkhh!"
Semua meringis, menatap prihatin pada Hardian yang sudah terduduk di lantai sembari menekan alat kencingnya. Ya ... Karina menyentuhnya menggunakan lututnya dengan penuh kasih sayang.
°
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Karina Galak Milik Hardian
Teen Fiction"Lo jelas gila sih, Har. Apa yang lo lihat dari Karina? Menang cantik doang yang lainnya mines, apalagi galaknya minta ampun." "Justru galaknya itu. Bikin jatuh cinta." ° Cerita bucin. Komedi romantis. Lelucon depresi. ° Well ... cocok buat kamu ya...