2. Tinggal Bersama

87 14 3
                                    

Veluxy tertegun begitu melihat penempatan kamar. Itu adalah satu ruang yang sangat besar dengan 8 tempat tidur, bedanya salah satu tempat tidur berukurang king size besar yang kemungkinan untuk dirinya. Hanya ada satu Closet, yang berarti semua baju mereka akan menjadi satu di dalam sana.

Ada dua Kamar Mandi dan dua Toilet, 8 Meja belajar, ada Sofa dan Tv di tengah dengan empat layar yang menghadap ke empat arah mata angin. Ada dapur, Kulkas besar dan meja makan mini yang cukup untuk 8 orang. Hanya satu ruangan, pemisah hanyalah pemisah kaca buram yang bisa di geser untuk bagian dapur dan ruang makan.

Veluxy menghela nafas panjang, menenangkan dirinya. Mereka sekarang adalah calon Suaminya, dia harus terbiasa. Lagipula gadis mana yang menolak pemuda tampan? Tidak ada!. Jadi Veluxy bersikap biasa saja, merapikan pakaiannya di dalam closet, membersihkan tempat tidur terbesar, meja belajarnya dan meletakkan peralatan mandinya di salah satu kamar mandi. Ketujuh pemuda yang mengikuti pun ikut sibuk masing-masing, walau beberapa kali mereka akan melirik gadis cantik yang menurut mereka mungil tersebut.

"Hey, Bolehkah aku memanggilmu Luxy?"

Veluxy terlonjak kaget ketika tiba-tiba sosok tinggi Raven muncul di hadapannya. Dia mendongak menatap wajah tersenyum Raven yang imut sejenak.

"Um, Yeah... Kalian bisa memanggilku sesuka kalian" angguk Veluxy tersenyum tipis, walau dalam hati dia cukup gugup menghadapi 7 calon suami. Hal seperti ini tak pernah terjadi di kehidupan sebelumnya. Di kehidupan sebelumnya, dia single sampai tiba-tiba pindah ke sini tanpa sebab saat sedang tidur. Terkadang Veluxy curiga ini hanya mimpi, namun dia dapat merasakan sakit yang berarti ini semua nyata.

"Itu bagus!" Raven tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya, membuat pemuda itu tampak sangat manis.

"Bagaimana menurut kalian? Bukankah panggilan Luxy cukup bagus?" Ucap pemuda tersebut mengalihkan pandanganya pada para pemuda lainnya. Mereka menoleh sejenak dan mengangguk menyetujui.

"Itu bagus" Shu tersenyum lembut yang tampak sangat anggun.

"Luxy nama panggilan yang cantik" Elliot tersenyum hangat.

"Yah..." Arsen berucap dengan singkat dan kembali sibuk. Sedangkan Hargen tak mengatakan apapun, Killian pun hanya angguk-angguk saja sambil menguap.

"Panggilan cantik tentu untuk gadis cantik" Xei tersenyum tipis, namun matanya yang licik itu tampak terlihat bahwa pemuda tersebut seperti sedang bermain-main.

Veluxy yang tiba-tiba tak dapat mengatakan apa-apa: "..." sepertinya mereka cukup kompak.

"Luxy, kamu bisa memanggil kami saat butuh bantuan" Ucap Elliot mengangkat tangannya untuk mengacak rambut Veluxy dengan senyum hangatnya. Gadis itu langsung tampak kaku, ingin mundur namun dia tahan.

"Haha... makasih" tawa canggung Veluxy mengangguk.

"Kamu terlalu pendek, lebih baik saat keluar jangan berkeliaran agar tidak hilang" tiba-tiba suara malas Killian menyeletuk.

Veluxy: "..."

Yang lain seketika tanpa sadar melirik Veluxy dari atas sampai bawah untuk memeriksa tinggi gadis tersebut.

"Ya, itu cukup pendek, lihatlah kaki kecilnya itu. Aku takut akan bergetar setiap langkahnya hahh..." sahut Xei mengangguk setuju sambil menghela nafas, bersikap seperti tak berdaya.

Veluxy: "..." Apakah bagus mengomentari seseorang di hadapannya langsung?!

"Xei, jangan ucapkan itu. Tentu saja Lucy pendek karena dia seorang gadis, gadis adalah manusia yang lembut" suara Shu yang lembut langsung membuat Veluxy yang kesal sedikit tersipu, dia melirik pemuda anggun tersebut, yang di lirik tersenyum lembut padanya.

Blush

Sial! Pria tampan memang berbahaya, seharusnya Aku tau itu sejak awal! Rutuk Veluxy dalam hati.

"Ya ya ya. Gadis memang lembut, kalau begitu biarkan aku merasakan, seberapa lembut calon istriku" seringai Xei hendak menarik Veluxy yang kaget ke dalam pelukannya, namun itu di tahan oleh Raven yang sejak tadi berdiri di dekat Veluxy dengan sigap.

"Hey hey! Jangan mencuri start huh!" Dengus Raven melepaskan tangan Xei dari pergelangan tangan Veluxy dengan paksa.

"Hargen dan Arsen, lihatlah Pria ini begitu cabul!" Adu Raven pada kedua sosok yang tampak paling beraura Dominan di sini. Yang di sebut namanya lantas menoleh dengan tampang tenang mereka.

"Xei, jangan lakukan hal-hal aneh pada Luxy" tegur Arsen menatap Xei, seketika Xei mengangkat tangannya seperti sedang menyerah.

"Baiklah Baiklah, kalian berenam, aku hanya sendiri, sudah jelas siapa yang menang" ucapnya bersikap seperti tahanan yang menyerah untuk melawan. Gadis satu-satunya itu pun mau tak mau diam-diam tersenyum, Veluxy merasa interaksi mereka sangat unik dan lucu. Yah tidak buruk.

"Rapikan barang sebelum Tengah Hari" Suara Hargen terdengar, itu suara yang berat dan seperti suara seorang Bos. Dingin dan seperti tak bisa di bantah.

Veluxy menatap Hargen yang juga sedang menatapnya dengan tenang lalu menoleh. Semua Pemuda ini benar-benar sangat sempurna. Suara berat yang menggoda, postur tubuh yang ideal, dan tentunya wajah tampan idaman para gadis-gadis. Apakah ini surga? Lol. Jangan terlalu cepat senang Veluxy! Inner Veluxy dan kembali merapikan barangnya.





Haiiii

Jujurly cerita ini tiap part nya gak sampe 1000 kata ya

See u~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pampered Little LuxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang