"Menurut mu, memendam perasaan itu lebih baik, tapi menurutku itu adalah sebuah kutukan, aku menyesal memendam perasaan ini, seharunya aku melakukannya lebih awal."
-Angakasa
"akuu, juga suka sama kamu, Angkasa." Kata Syanas tiba tiba.
"Aku suka sama kamu saat kita masih di kelas mpls, saat kamu meminjamkan penghapus kepada ku, sejak itu yang hanya ku pikirkan hanya kamu, setiap hari aku hanya bisa melihat mu tanpa bisa mendekati, sama halnya dengan dirimu, aku tidak bisa, aku takut untuk mengungkap perasaan ku kepada mu, jadi aku memilih untuk diam dan memendam perasaan ini sampai tiga tahun lamanya, tidak ada laki laki lain, aku tidak bisa berpaling dari dirimu Angkasa, aku benar benar jatuh cinta pada mu sejak hari itu." Akui Syanas.
Entah keberanian dari mana, Syanas mengutarakan hal itu, saat mendengar pengakuan Angkasa, Syanas merasa tidak sendiri, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Rasanya Syanas ingin memeluk tubuh itu, sosok yang ia sukai yang sekaligus juga menyukainya.
Namun Angkasa lebih dulu memeluknya, mendekap tubuh itu hangat.
"Aku tidak tau kau ternyata juga menyukai ku selama itu," ungkap Angkasa sembari mengelus rambut Syanas. Ada binar kebahagiaan dalam diri Angkasa.
Syanas membalas pelukan itu hangat, akhirnya ia bisa memeluk hangat sosok Angkasa, jadi apakah ini rasanya cinta sejati, cinta yang sesungguhnya, ini kah rasanya dicintai oleh orang yang juga kita cintai?
Ia tidak pernah tau Angkasa akan menyukainya, ia tidak pernah berfikir Angkasa bisa jatuh cinta denganya, apa alasannya, ia sangat ingin tahu.
Namun perasaan bahagia ini membuat Syanas tidak ingin mengetahui hal itu untuk sekarang, ia ingin merasakan cinta dari Angkasa.
"Maaf, harusnya aku melakukan ini sejak awal, maaf telah membuat mu harus menunggu," Kata Angkasa menyesal.
Seandainya ia tahu Syanas menyukainya juga ia pasti akan melakukan ini sejak awal. Namu perasaan ditolak selalu terbayang di benak Angkasa saat hendak melakukannya.
Makanya butuh waktu lama ia memikirkan hal ini.
Ia takut Syanas menolaknya, ia takut sakit hati mendengar jawaban Syanas, jadi cara yang terbaik adalah memendam perasaannya dalam dalam.
Syanas juga tidak terlihat menyukainya saat sekolah, gadis itu betul betul hebat menyembunyikan perasaannya terdapat Angkasa.
"Aku tidak pernah menyesal mencinta mu, Angkasa. Aku juga tidak pernah menyesali memilih untuk diam saat mencintai mu, menurut itu ide yang bagus, melihat mu saja bisa membuat ku bahagia." Syanas tersenyum tipis.
Mereka berdua melapas pelukan itu, Syanas menatap Angkasa dalam, cowok itu masih saja mempesona, Syanas yakin setiap detik ketampanan Angkasa akan selalu bertambah.
Kali ini ia sangat berani menatap mata itu, mata indah dengan senyuman tipis dari bibir berah muda itu. Rasanya sangat indah melihatnya. Ia tidak akan pernah merasa bosan.
Wanita mana pun pasti tidak akan menolak ketampanan yang dimiliki Angkasa.
"Ini adalah cara ku mencintaimu, Angkasa."
Angkasa tersenyum manis
"Kauu ini ya bisa sa...." angkasa menggenggam tangan Syanas erat."Woyyyy berhenti!"
Dorrr Dorr Dorrr
Keduanya menoleh kaget, semua orang yang berada di sana itu terkejut melihat sekelompok polisi yang menerobos area wisuda dengan suara pistol yang ditembakkan ke arah langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIWA YANG HILANG✓
Teen Fiction[complete]✓ BERTEMU. JATUH CINTA. PERASAAN. DIAM. PENGUNGKAPAN. PERGI. MELEPASKAN. ©Oktober2023