2# Quabaq

343 43 2
                                    

--------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------------------------------

"Ini sudah hampir jam 5 Gem. Kalau perkiraan cuaca benar sebentar lagi ada badai. Dan kenapa Solar sama Taufan belum turun juga? Kamu bener udah hubungin mereka kan?" Pertanyaan beruntun yang diucapkan gadis didepannya ini membuat kepala Gempa semakin berat.

"Aku udah hubungin berkali-kali tapi gak ada respon. Kita tunggu setengah jam lagi, kalau mereka belum turun aku akan panggil bantuan."

Sebenarnya Yaya ingin kembali protes, tapi ketika melihat Gempa yang sama paniknya membuat dia urung dan memilih untuk mengangguk menerima. Mencoba berpikir positif bahwa dua orang yang sedari tadi dia khawatirkan akan kembali dalam keadaan utuh, walaupun hatinya tidak bisa tenang sekarang.

Sementara Halilintar yang sedari tadi menyadari kekhawatiran Yaya pada Taufan terus mendengus tidak senang. Padahal adiknya juga belum kembali, tapi dia tidak sekhawatir itu,

"Walau goblok Taufan gak bakalan mati segampang itu. Gak usah khawatir, duduk sini anteng," titah Halilintar dengan nada ketus seraya menepuk batang kayu kosong disampingnya. Yang sayangnya tidak digubris oleh Yaya.

Jangankan menggubris, menoleh saja tidak. Dia masih saja tetap mengotak-atik jam tangannya untuk menghubungi Taufan.

"Kita panggil bantuan sekarang aja Gem, perasaanku bener-bener gak enak."

Gempa menghela nafasnya lelah, jujur dia sendiri mulai khawatir tentang kondisi kedua temannya yang tak kunjung muncul dan memberi kabar.

Mereka tiba di Quabaq hampir 3 jam yang lalu. Dia pikir mereka akan tiba bersama dengan Ice, tapi Ice yang tiba paling akhir pun datang sendirian.

"Ice kamu bener lihat mereka udah turun tadi?" tanya Gempa memastikan.

Ice yang sedang enak tiduran di bahu Blaze membuka matanya sipit. "Gak yakin, tadi Taufan nyuruh aku duluan terus bilang mau nyusul. Jadi aku gak mastiin mereka udah jalan atau belum tadi."

Blaze yang dasarnya memang mudah panik, langsung berdiri setelah mendengar jawaban malas dari Ice.

"Kok gak dipastiin sih? Harusnya tadi kau noleh kebelakang buat mastiin," kata Blaze ngegas berdiri menghadap Ice yang terjengkang ke belakang.

"Aku sesekali noleh, tapi kupikir mungkin mereka lagi bikin projek di atas gunung jadi aku biarin," balas Ice nyolot mencoba bangun kembali.

"Solar gak suka gunung, gak mungkin dia bikin projek disana," balas Thorn menunduk khawatir.

Ying yang duduk disamping si hijau itu mengelus punggungnya pelan untuk menenangkannya.
"Udah-udah, mending kita panggil bantuan sekarang aja Gem.Ini anginnya udah mulai kenceng," saran Ying mencoba menengahi perdebatan duo dispenser tadi.

"Atau mungkin, mereka dimakan beruang gunung lagi?" ucapan dengan nada dramatis itu membuat mereka melotot ke satu arah yaitu Gopal dan...

Pletak

WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang