--------------------------------------------------
"Apa yang kau lakukan? ", tanya pemilik manik silver itu datar pada seonggok daging bernyawa disampingnya.
" Tidur denganmu", jawabnya enteng tanpa melepas pelukannya. Benar kalian tidak salah baca.
Itulah alasan kenapa Solar sudah dibuat tidak berdaya di pagi yang mendung dan berangin ribut ini. Harapannya untuk membuka mata dan memulai hari dengan cerah pupus sudah, lantaran hal yang pertama kali dia temui saat membuka mata adalah wajah bodoh dari si manik safir yang sangat ingin dia hindari.
Solar mendengus kesal, merasa sesak dengan pelukan Taufan yang tak kunjung lepas. "Kau tau apa yang akan aku lakukan jika kau tidak menghentikan ini? ", tanya Solar lagi tak menjauhkan poker face nya.
Taufan nyengir semakin lebar, kaki kananya dia angkat ke atas tubuh Solar, menjadikannya guling dadakan. " Memang apa yang akan kau lakukan? ", tanya Taufan balik seraya mengelus surai cokelat Solar yang kusut.
Sungguh, bisakah Solar pingsan saja lagi? Dia merasa lebih baik tidak sadarkan diri atau terjebak di Gua Bayugan daripada harus menghadapi si muson biru ini.
Solar menghela nafas jengkel. Mulai tidak nyaman dengan kelakuan Taufan yang mulai melewati batas ini. " Jangan beranggapan hubunganku denganmu membaik hanya karena kau menolongku. Jika kau ingin bayaran atas-",
"Oke deh",
Perkataan Solar terhenti karena ucapan pendek dari Taufan. Dahinya mengerut melihat Taufan yang turun dari kasurnya dan berdiri di samping kasur sembari melipat tangan di dada. Sekarang Solar bisa melihat jelas wajah Taufan setelah tiga hari dia tidak sadarkan diri.
Lalu apa ini? Entah kenapa Solar merasa kehangatan yang menyelimuti waktu tidurnya seketika menghilang secara drastis. Apa mungkin Taufan yang, ah sudahlah.
Melihat Solar yang terus menatapnya, lantas Taufan tertawa tau bahwa si manik silver ini butuh penjelasan akan tindakannya tadi.
Dasar pengguna logika.
"Maaf aku lancang. Kau terus mengigau dari semalam, makanya aku coba memelukmu agar kau tenang. Tak kusangka ternyata ampuh juga ya", jelas Taufan dengan sedikit rasa bangga.
Sedangkan Solar dia hanya mendengus. Jelas sudah bahwa Taufan yang memeluknya, tunggu?
"Kau, kau tidur disini dari semalam? ", tanya Solar terkejut dan refleks bangun dari tidurnya seraya menatap Taufan horor.Mengabaikan tubuhnya yang masih lemas.
Taufan mengangguk, " Yups. Aku ingat kau selalu minta peluk kalau mimpi buruk dulu jadi.., ah maaf. Lupakan itu, " Taufan langsung meralat ucapannya ketika menyadari perubahan ekpresi Solar yang semakin buruk. Memilih untuk mengganti topik, "Jadi, bagaimana perasaanmu sekarang? ", lanjutnya lagi dengan nada dibuat ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINDARA
FanfictionAtlantis Baru. Itulah sebutan untuk pulau surgawi ini. Tempat yang menjadi pusat perhatian dunia, sekaligus tempat yang menjadi latar belakang kisah para keluarga pemilik Rintis. __________________ Seiring berjalannya waktu para pewaris pulau in...