--------------------------------------------------
Ah ya, Yaya lupa dengan keberadaan satu orang ini.Dia terlalu panik ingin cepat ke kediaman Taufan sampai lupa menutup semua akses lokasinya.
Tapi dia rasa itu tidak akan berguna, karena Halilintar pasti punya seribu satu cara untuk membobol semua alat komunikasi Yaya.
Dan disinilah mereka sekarang.Di villa Taufan yang menjadi tempat reuni dadakan. Mereka berada di meja makan samping dapur.Duduk berhadapan dengan Halilintar yang enggan melepas tatapan tajamnya pada gadis bernetra coklat ini.
Jujur saja Yaya risih, dia ingin sekali keluar dari tatapan Halilintar yang terasa seperti penjara tak kasat mata baginya.Dia lebih memilih untuk berkutat di dapur bersama Taufan saat ini, tapi sayangnya si tuan rumah tidak mengizinkannya.
Takut merepotkan Yaya katanya. Padahal mah, Taufan hanya tidak ingin dapurnya hancur berantakan.
"Ada apa?", tanya Yaya dengan suara lembut setelah lama diam.
Ia tidak bodoh bahwa bersuara sedikit kasar saja akan membangkitkan amarah Halilintar sekarang.
"Ada apa kau bilang?", tanya Halilintar balik tidak suka.
Lihat? Dia bersuara lembut saja Halilintar sudah ketus seperti ini.
"Kau pikir ada apa aku kemari?", tanya Halilintar mendesis dengan sorot mengintimidasi.
Yaya terdiam sejenak, mencoba memikirkan kata yang bisa menenangkan pemuda yang duduk bersebrangan dengannya ini.
"Maaf, aku tidak memenuhi undanganmu.Aku benar-benar sibuk kau tau", jawab Yaya memilih menurunkan egonya.
Halilintar mendecih, "Sesibuk apa sampai kau harus datang kesini? Apa bos mu tidak punya kaki sampai harus kau yang datang kesini?", tanya Halilintar jengkel.
Taufan yang tau bahwa sindiran itu untuknya hanya terdiam.Merasa membela diri akan semakin memperburuk suasana.
Sedangkan Yaya? Oh, gadis itu tidak mengerti ada apa dengan Halilintar sekarang.
Kenapa pria ini susah sekali sih diajak bicara tenang?
Dia merasa semua ucapan yang keluar dari mulutnya akan dibalas perkataan pedas oleh pemuda bersurai cokelat itu.
"Aku menyuruhmu untuk berhenti kau tidak mendengarkanku.Aku mengajakmu kembali kau bilang kau masih sibuk.Apa sibuk yang kau maksud itu bermain rumah-rumahan dengan atasanmu?", perkataan tajam itu membuat Taufan ter interupsi dari kegiatan memasaknya.
Dia melirik Yaya sekilas yang terlihat memejamkan mata, yang dia tau bahwa itu sebagai usaha untuk sabar.
Dia memilih membantu, "Maaf Hali, tapi Yaya kesini mem--",
"Diam.Aku tidak butuh alasanmu", ucap pria itu tanpa menoleh.
Walau dia tamu, tapi dia tidak datang kesini untuk bersopan santun.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINDARA
FanficAtlantis Baru. Itulah sebutan untuk pulau surgawi ini. Tempat yang menjadi pusat perhatian dunia, sekaligus tempat yang menjadi latar belakang kisah para keluarga pemilik Rintis. __________________ Seiring berjalannya waktu para pewaris pulau in...