10# Kakak

258 35 5
                                    

-------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------------------------------------

Sopan melihat pantulan dirinya dicermin.Bukan, bukan untuk mengangumi dirinya yang tampan.Hanya untuk membenarkan penampilannya saja.

Justru dia tidak suka dengan fisiknya yang mirip keluarga Gamma.Padahal mah dia ingin fisiknya menyerupai Taufan saja, walau konsekuensinya dia akan lebih jelek dari sekarang.

Yah, itu tak perlu dibahas lagi.Dia bersyukur dengan fisiknya yang utuh dan sehat.

Matanya melihat jam ditanganya. Pukul 5:45 tidak terlalu pagi untuk janjiannya dengan Gentar.Dia berniat untuk menghampirinya dulu, karena itu dia bangun lebih pagi dari biasanya.

Itu alasan saja sih, soalnya dia tidak bisa tidur semalaman.Kasur mewah ini justru terlihat seperti kasur berduri dimatanya.

Dia kesakitan.

"Oke siap", gumamnya pada diri sendiri.

Meraih tas di meja kecil sampingnya dan bergegas keluar ruangan yang menjadi saksi hidupnya sebagai bagian keluarga Gamma.

Ketika dia menutup pintu dan berbalik.Dia disuguhi oleh tatapan tajam dari kakak ketiganya, Supra yang berjalan ke arahnya.

Tiba-tiba tubuhnya menciut, dia menelan ludah gugup.

"Pagi Supra", katanya pelan.

Supra tidak melirik ataupun membalas.Dia berlalu begitu saja menganggap sapaan tadi tidak pernah ada.

Sopan tidak kecewa, karena ini bukan pertama kalinya.Dia memilih untuk menekan jempolnya ke ganggang pintu guna menguncinya.

Membenarkan ransel, dia berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan perlahan.

Dia tidak akan sarapan.Hanya akan menyapa ayahnya dan berpamitan pergi. Itu saja.

Tapi sialnya, tugasnya semakin berat.

Netranya membulat seperkian detik melihat dua orang lainnya yang ingin dia hindari duduk di meja makan.Dia jadi ingin berlari ke kamarnya kembali saja kalau seperti ini.

Menelan ludah guna membasahi kerongkongannya yang mendadak mengering, Sopan berjalan mendekati meja makan.

"Kak Hali, Kak Solar kalian sudah pulang?", tanyanya sopan berbasa-basi.

Halilintar yang berada paling dekat dengan Sopan menggumam."Hm", sebagai respon.

Sopan menganggap itu jawaban baik, lalu dia melihat ke sosok didepan kakak pertamanya. "Kak Solar bagaimana keadaan kakak? Kak Taufan bilang kakak sakit", tanya Sopan kembali mencoba ramah.

Solar melirik Sopan sekilas,
"Udah sembuh", jawabnya datar.

Sopan menghela. "Syukurlah", ucapnya tulus."Saya ada acara dengan teman saya hari ini Ayah.Saya mohon ijin", lanjut Sopan ingin segera keluar dari moment mengerikan ini.

WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang