15# Balapan

206 34 15
                                    

--------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------------------------------------

"Brengsek", Taufan mengumpat keras ketika menyadari ada sesuatu yang bergerak cepat menebas lengan jaketnya.

Membuat dia mau tidak mau menambah kecepatan motor nya untuk menghindar.Layar hologram yang muncul dari bagian kepala motor nya menampilkan apa yang ada di belakangnya.

Seseorang, pengendara motor sama seperti dirinya bedanya berwarna semerah darah, terlihat tak kalah ugal-ugalan untuk mengejarnya. Matanya membola melihat apa yang dipegang pengendara itu.

Sebuah pistol, yang saat ini mengeluarkan pedang kecil berbentuk petir merah dan bergerak memutar layaknya bumerang.

Taufan menekan pin kecil yang tersemat di jari kanannya yang masih memegang setir, mengubahnya menjadi sebuah pedang plasma berwarna biru dan menangkis benda tajam itu yang hampir mengenai lagi lengan kanannya.

Duar

Suara ledakan terdengar begitu petir itu tersingkirkan, mengenai sebuah pohon yang langsung berubah menghitam.

Tapi itu bukan terakhir, karena selanjutnya sebuah pedang merah terlontar ke arahnya berniat mengenai kepalanya.

Taufan menunduk cepat, lalu menghidar saat pedang itu meledak lagi di jalanan.Asap hitam yang mengepul menghalangi pandangannya. Tapi dia mencoba menjamkan matanya yang terlihat di balik helm.

Memilih ikut permainan ini, kini gilirannya mengganti pedangnya menjadi sebuah pistol yang langsung dia todongkan ke belakang, mengeluarkan cakra biru berangin kencang yang berhasil membuat pengendara dibelakangnya oleng.

Dia terkekeh kecil melihat lawannya kehilangan keseimbangan hanya dengan satu serangan.Dia memuntahkan cakra itu lagi, berkumpul banyak disekeliling lawannya dan berubah menjadai tornado kecil yang mengepung.

Dia bersorak dalam hati, tapi kembali waspada ketika motor merah itu tiba-tiba berada sejajar dengannya dan tanpa aba-aba pedang merah besar itu mengayun ke arahnya.

Taufan limbung, tapi segera mengembalikan posisinya berbekal tumpuan kaki kirinya yang memijak jalan beraspal.

Pedang itu berayun lagi, tidak mengizinkannya untuk istirahat. Kali ini bergerak menebas kepalanya membuat Taufan secepat kilat menunduk.Helm atasnya terbelah, menampilkan pucuk rambutnya yang tebal.

"Kau benar-benar ingin membunuhku heh?", seringaian muncul bersamaan dengan pistolnya yang berubah menjadi pedang kembali.

Menangkis pedang merah yang kembali menyerang dengan beringas. Tangan kirinya dia gunakan untuk mengontrol motornya dan tangan kanannya bergerak aktif melayangkan serangan.

Percikan listrik muncul kala pedang itu beradu.Menandakan betapa kuatnya bentrokan benda tumpul itu terjadi.

Untungnya mereka berada di jalanan sepi sekarang. Taufan yang mengarahkan kesini ketika sadar sedari pulang dari kediaman Yaya ada seseorang yang mengikutinya.

WINDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang