Chapter 9

422 41 8
                                    

🦉: " cuma mau ngucapin terimakasih banyak karena sudah mampir, memberi vote dan memasukkan buku saya kepada List bacaan kalian. Juga, komentar dan antusiasmenya yang benar-benar berarti bagai sebuah Mood Booster bagi saya yang kadang suka malas-malasan ngetik ini". (⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥

"Chapter ini saya bagi dua sama chapter 10 (sebagai kelanjutannya), biar tidak terlalu eneg".

Happy Reading
.
.
.

"kau sudah siap?" Shiu bertanya kepada calon istrinya.

Ia menatap wanita berusia 36 tahun yang sedang berdiri didepan cermin rias di dalam kamar mereka.

"Ya, tapi aku benar-benar gugup", Kaede menjawab.

Tidak berbohong tentang kegugupannya karena malam ini Shiu akan membawanya untuk bertemu dengan Kaoru, anak perempuan satu-satunya dari calon suaminya itu.

Ini memang bukan pertemuan pertama mereka, namun kali ini menjadi sangat penting karena mereka berdua akan akan mengatakan kepada Kaoru tentang pernikahan mereka yang akan segera di langsungkan dalam waktu dekat.

Shiu berjalan mendekati Kaede untuk menenangkan kekasihnya itu. Memberikan sentuhan-sentuhan lembut pada kedua pundak Kaede yang terbuka karena wanitanya itu sedang menggunakan Halter Dress Creme berbahan Maxmara dengan lapisan Tulle serat kecil di bagian roknya, benar-benar terlihat cocok dengan tubuh jenjang dan surai pirangnya.


"Sayang, tenanglah" ucap Shiu setelah memberikan kecupan di pundak kiri Kaede.

Pria berdarah Korea itu tersenyum memandang cermin yang memantulkan siluet dirinya yang sedang merengkuh Kaede. Ia terlalu bahagia hingga hampir melupakan jika dia belum benar-benar bisa memastikan reaksi apa yang akan putrinya itu tunjukkan nanti.

Senyum Shiu memudar mengingat Kaoru, dan ia benar-benar tidak suka setiap kali berada di dalam situasi seperti ini.

Situasi yang tidak mengenakkan akibat dari rasa bersalahnya kepada putrinya. Karena cepat atau lambat, Shiu tentu akan memiliki tanggung jawab lain selain Kaoru, yaitu calon istrinya itu.

Shiu memang telah meyakinkan dirinya jika dia bisa meletakkan dua tanggung jawab itu di masing-masing tangannya dengan seimbang. Namun, entahlah...Shiu terkadang dilanda ketakutan.

Salah satunya, misal dimasa depan jika Kaoru akan merasa kurangnya perhatian darinya.

"Babe, kau melamun?" Kaede bertanya sambil menyentuh pipi calon suaminya itu.

Wanita itu sebelumnya terlihat lebih tenang, namun kemudian ekspresi murungnya kembali muncul saat menemukan wajah Shiu yang terlihat seperti memikirkan sesuatu.

Menyadari akan hal itu, Shiu mengarahkan tubuh Kaede agar menghadap dirinya, mempertemukan manik gelapnya dengan kornea Hazel milik Kaede.

"Hey, aku baik-baik saja" ucapnya dengan tersenyum hangat.

Membuat wanitanya itu kembali memasang wajah ceria.

*Semetara di rumah Shiu.

Kaoru memiliki kebiasaan untuk selalu mematikan lampu kamarnya jika ia sedang tidak memiliki aktifitas untuk dilakukan, seperti saat ini contohnya.

The Sick Man | Toji ZeninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang