Chapter 15 (4X🔞)

2K 72 43
                                    

🦉: hai,
Terimakasih karena masih setia untuk menunggu setiap bab cerita ini.

Dan sebenarnya yang bikin lambat untuk segera up itu karena harus mikir keras biar dapat feel nya.

Btw, chapter ini lumayan panjang, semoga kalian ngga blenger ya 😂.

Tandanya juga sudah saya pasang, ada 4 tanda merah ya disana. Jadi saya tidak bertanggung jawab terhadap apapun dampak dari cerita ini, termasuk dosa tanggung sendiri-sendiri loh ya, wkwk.

Dan kalau ada kesalahan ketik ataupun istilah, atau apa aja deh, jangan segan sampaikan ke saya di kolom komentar atau DM.

Terimakasih semuanya~

Happy Reading
.
.
.

Kaoru melotot mendengar ucapan Toji yang terlalu blak-blakan itu.

"A-aku tidak mau!" Ucapnya dengan tegas meskipun sedikit terbata.

Gadis itu bahkan bergerak merosot untuk menuruni meja mini bar, namun Toji dengan sigap menahan pinggul Kaoru dengan kedua tangannya.

"Aku kan hanya bilang. Bukan untuk meminta persetujuan mu, Kaoru" ucapnya sambil mencengkeram pinggang Kaoru, mencegah gadis yang sedang memberontak itu agar tetap pada posisinya yang terduduk di atas meja mini bar.

"Intinya aku tidak mau berhubungan sex denganmu" ucap Kaoru sembari menatap Toji dengan sengit, tapi sungguh itu tidak lebih dari wajah cemberut yang menggemaskan bagi Toji.

Pria itu tertawa kecil, menampakkan deretan giginya yang rapi, begitu mempesona dan gagah dengan bekas luka di sudut bibirnya.

Suasana hati memang sangat mempengaruhi vibes seseorang, seperti Toji yang kali ini terlihat sangat bahagia, santai namun kental dengan sisi obsesif nya kepada Kaoru.

Toji sangat memahami jika penolakan Kaoru memang disebabkan karena belum hadirnya perasaan 'suka' pada gadis itu.

Dan Toji menggaris bawahi kata 'belum' tersebut sebagai suatu kemungkinan yang masih bisa dia usahakan.

Ya, apapun akan dia usahakan. Tidak perduli jika harus melalui tindakan pemaksaan. Karena bagi Toji, tidak ada yang berlebihan jika menyangkut cinta.

Toji bahkan meminta Jun agar membeli dua botol Wine mahal hanya untuk menyenangkan Okubo, agar asisten Shiu itu menjadi lengah dengan tanggung jawab di sekitarnya, dan semua itu hanya untuk menciptakan waktu yang pas untuk berdua dengan anak gadis Shiu tersebut.

Bukan bermaksud bersikap seperti remaja tanggung yang sedang mabuk asmara, tetapi untuk seseorang yang telah dibesarkan di dalam lingkungan yang keras membuat perasaan dan insting Toji menjadi sangat sensitif.

Sensitif dalam artian, dia akan mudah membaca situasi dari perasaan dan gestur tubuh orang lain yang berinteraksi dengannya. Insting dari mekanisme pertahanan mentalnya akan memudahkan dirinya untuk beradaptasi dan menyesuaikan sikap dengan lawan interaksinya itu.

Dan dalam kasus Kaoru, pria itu menilai bahwa gadis itu hanya perlu terbiasa dengan keberadaan dan semua bentuk Love Language nya yang lebih condong pada Physical Touch.

Semua hal yang Toji lakukan kepada Kaoru sejak kemarin itu bukan semata-semata bentuk dari sakit hatinya kepada Shiu yang telah mendoktrin putrinya dengan cara menunjukkan sisi buruk yang ada pada dirinya.

The Sick Man | Toji ZeninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang