Chapter 10

476 45 18
                                    

🦉: "Chapter ini adalah kelanjutan dari Chapter 9, Isinya masih sedikit membahas masalah keluarga, tapi nanti papa Toji muncul disini. Dan saya juga mau bilang mungkin Chapter ini adalah Chapter terakhir yang sifatnya ringan. Karena untuk Chapter 11-selesai isinya penuh dengan 🔞, bukan bermaksud apa-apa tapi konsepnya memang mengandung Sexual Abuse and Assault".

Happy Reading
.
.
.

     Kaoru tentu mengerti jika keberadaan Kaede akan membawa keuntungan baginya saat ini, karena ia menilai jika ayahnya itu tidak akan bersikap terburu-buru untuk meninggalkannya sebab wanita yang ia cintai duduk bersama disampingnya.

     Ia tidak bodoh untuk mengetahui jika selama ini kesibukan ayahnya bukan semata-mata hanya kesibukan untuk bekerja, tetapi ayahnya sedang membagi waktunya untuk banyak hal salah satunya adalah untuk Kaede.

     Dan tentu ia tidak lagi menyalahkan ayahnya meskipun baginya Shiu tetap saja telah bersikap egois selama ini, karena siapa yang akan menghentikan dua orang yang saling mencintai dan selalu berharap untuk hidup bersama tanpa sembunyi-sembunyi, jadi Kaoru cukup bisa memaklumi itu.

"Ayah selalu begitu" gadis itu bergumam.

     Wajahnya kini telah sepenuhnya terlihat kuyu, juga dengan setitik air yang bergumul di masing- masing ekor matanya.

"Setiap kali kita berada di situasi yang seperti ini, ayah akan bersikap seolah-olah seperti tidak ada yang perlu di anggap serius" ucapnya lagi.

     Setiap kali Kaoru dilanda emosi, jarinya akan bergerak melakukan gerakan-gerakan random dan kali ini ia sedang memainkan ujung resleting jaketnya.

"Ayah bersikap seperti tidak perlu ada yang diselesaikan dan semuanya sudah dianggap beres" ucap Kaoru kemudian menjeda.

"Aku tidak membenci siapapun, tidak juga dengan calon istri ayah. Aku tau kok oba-san adalah wanita yang baik. Aku hanya tidak mengerti bagaimana harus bersikap karena aku sangat sulit untuk berinteraksi dengan orang yang baru aku kenal" Kaoru menjelaskan.

     Membuat mata Kaede membulat karena tidak menyangka jika selama ini ia telah benar-benar salah faham mengartikan sikap Kaoru kepadanya.

"Aku tidak memiliki keraguan kepada calon istri Ayah. Karena jika ayah sudah memilihnya, tentu dia adalah wanita yang tepat" ucapnya lagi dengan masih menatap wajah Shiu yang terlihat tertegun.

"Justru ayahlah yang membuatku ragu, juga ketakutan", Kaoru menggantungkan kalimatnya.

"Aku ketakutan jika ayah kelak akan semakin tidak bisa memperhitungkan perasaanku" lanjutnya.

"Dan aku ragu, apakah kelak ayah masih bisa bersikap adil kepadaku?"

"Karena selama ini, ayah sudah sering curang"

"Padahal aku sudah bersikap baik, aku selalu berusaha untuk memenuhi semua tanggung jawabku sebagai seorang anak kepada Ayah" Kaoru menjelaskan.

"Tapi ayah tidak adil" ucapnya lagi, yang mengakibatkan perasaan ngilu di relung hati Shiu.

"Ayah tidak adil karena tidak pernah memperhatikan perasaanku seperti hal yang penting. Ayah juga tidak pernah menanyakan pendapatku apakah aku suka dengan sesuatu yang ayah lakukan ataukah tidak, bahkan dalam hal yang menyangkut kebutuhan dan urusanku", ucap Kaoru dengan bertubi-tubi.

The Sick Man | Toji ZeninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang