Tahun 2010
Kakak laki-laki Tedi sengaja membuat jalur jalan dengan kedua sisi yang terapit bambu kokoh untuk ayah di samping rumah. Sebagai tempat ayah latihan berjalan dengan didampingi kakaknya dari belakang.
Semua keluarga Tedi antusias dengan perkembangan sang ayah.
Tedi yang melihat dari jauh tersenyum lebar, mengabaikan gerombolan teman laki-lakinya yang mengajak Tedi bermain.
Salah satunya menghampiri Tedi, dia berdiri di sampingnya dengan kepala miring, tak lama kemudian dia tertawa pelan, cukup pelan sampai hanya Tedi saja yang bisa mendengarnya. "Ayahmu ngapain? Kok jalannya begitu, sih? Hahaha."