"Gue lagi lemes, lo nggak lihat? suapin gue!" perintah Elvano.
Dengan terpaksa gadis itu duduk di pinggiran kasur dan mulai menyuapi pria itu seperti anak kecil. Viona hanya menatap datar pria kekar yang sedang sakit di hadapannya ini, mata yang dulunya sangat tajam kini sayu dan memerah serta bibirnya yang pucat membuatnya sedikit kasihan.
"Habisin El, dikit lagi nih." ucap Viona memaksa agar Elvano mau menghabiskan buburnya.
"Gak, gue enek banget, mau muntah," ucap Elvano membuat Viona panik.
"Hah muntah! tunggu, jangan muntah di kasur." Viona berusaha membantu pria itu agar berjalan ke wastafel.
Tubuh Elvano yang kekar dan berat membuat gadis itu sangat kesulitan membopong tubuh pria itu menuju wastafel.
"Lo berat banget El, lo makan apa sih makan batu?" ucap Viona kesal.
"Gausah banyak omong, gue udah—
hueeekkk...
Elvano langsung memuntahkan semua isi perutnya saat tiba di wastafel, perlahan tangan Viona terulur untuk memijat tengkuknya. "Duh jangan mati sekarang El, gue takut di kira pembunuh." Viona mencibir.
Sementara pria itu terus-menerus memuntahkan semua bubur yang ia makan tadi. Viona tidak berhenti memijat tengkuk Elvano dan sesekali memberinya minyak angin.
"Ke rumah sakit aja ya," ucapnya khawatir saat melihat wajah pria ini semakin pucat.
"Gak, gue nggak suka bau rumah sakit," tolak Elvano keras kepala, jika saja dia tidak sakit sudah pasti Viona akan memukulnya.
Setelah selesai, Viona kembali membopong Elvano menuju kasurnya, saat ingin merebahkan Elvano di kasur, tiba-tiba kaki Viona tersangkut di kaki pria itu yang membuatnya jatuh di atas tubuh Elvano.
Degggg....
Jantung Viona berdetak sangat kencang saat tak sengaja menatap mata pria itu dan hidung mereka kini sudah bersentuhan. Satu detik kemudian, Viona tersadar dan langsung menjauhkan tubuhnya dari pria itu.
Viona mengelus dadanya yang seakan mau meledak saat ini juga, bahkan wajahnya sekarang memerah seperti kepiting rebus akibat malu, tidak ingin ketahuan salting oleh Elvano akhirnya dia berlari keluar dari kamar pria itu dan langsung masuk ke kamarnya.
Viona bersandar pada dinding kamarnya sambil mengelus dadanya untuk menetralkan perasaannya yang kacau, "hahh, gue kenapa sih kalau deket-deket sama dia selalu deg-degan jangan bilang gue suka sama cowok brensek itu," ucapnya lantas menggelengkan kepalanya.
"Nggak, gue nggak boleh suka sama dia," sambungnya lagi sambil memukul pelan kepalanya.
Viona kembali mengingat foto kecelakaan kakaknya dan Alana yang di tunjukkan oleh Elvano semalam. Di sana memang jelas terlihat foto motor Lucas yang menabrak mobil gadis itu yang membuatnya berpikir keras, jadi selama ini Viona salah paham pada Elvano. Ternyata kakaknya koma bukan karena kecelakaan saat balapan dengan Elvano, tapi menabrak mobil Alana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...