Akhir chapter guys. Dan mungkin ini pendek karena memang lebih mementingkan sama plot twist sih aku.
Jadi tanpa berlama-lama lagi, Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Ultraman atau yang lebih dikenal Man memasuki ke ruangan yang dipenuhi dengan layar biru. Didalam ruangan itu juga dipenuhi dengan mereka Ultra Land of Light dari ras biru. Man mendekati ke salah satu Ultra yang menjadi ketua di antara Ultra biru lainnya.
Man: "Hikari"
Ultra biru yang dipanggil Hikari itu menoleh kearah Man. Man hanya tersenyum, namun tidak ada balasan dari senyuman ramah yang Man berikan kepada Ultra yang notabene nya adalah Ilmuwan itu. Hikari hanya mengangguk sebagai balasan dari senyuman Man.
Hikari: "jadi bagaimana?"
Man menghela nafas saat Hikari menanyakan soal itu.
Man: "ingatannya hilang lagi"
Hikari: "Seperti biasa, saat kepribadiannya muncul. Dia lupa ingatan"
Man: "iya... Tapi sekarang dia lupa sangat jauh..."
Hikari: "benarkah? Seberapa jauh?"
Man: "... Saat Garnet ulang tahun ke 2.800 tahun"
Hikari menatap Man dengan ekspresi tidak percaya.
Hikari: "Kau pasti bercanda!!"
Man: "coba tanyakan saja padanya, dia saja terkejut saat melihat Taiga dan Zero yang sudah dewasa. Padahal waktu itu dia hanya mengenal mereka sebagai Ultra muda yang masih sangat kecil"
Hikari seperti memijat bagian kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Seorang Ultra yang selama bertahun-tahun ini berada di Land of Light, tanpa asal usul dan diterima sebagai anak dari Man yang adalah salah satu dari Ultra Brothers. Seorang Ultra yang ditemukan di sebuah planet yang hampir hancur.
Hikari mulai merasa frustasi sejak Ultra itu datang. Bukan karena dia tidak suka keberadaannya, namun asal usul nya yang masih misteri lah yang Hikari pikirkan. Siapa sebenarnya Ultra itu, dan bagaimana dia bisa berasa di planet hancur seperti itu. Dan perkataannya soal dirinya yang minta maaf saat ditemukan oleh Man, membuat Hikari ingin tahu apa yang terjadi dengan planet itu.
Sayangnya semakin ditunggu, jawaban itu tidak kunjung datang. Semua jawaban yang Hikari inginkan sudah lenyap. Seakan pemilik ingatan itu berusaha untuk melupakan apa yang terjadi dimasa lalunya. Hikari hanya bisa menghela nafas berat sambil melupakan semua keingintahuan nya akan masa lalu anak angkat saudara tidak sedarah nya itu.
Hikari: "Aku rasa apa yang kau katakan waktu itu tidak lah buruk... Sepertinya aku harus melupakan keingintahuan ku soal masa lalu Peridot..."
Man: "ya... Sejujurnya aku juga ingin tau apa yang dia alami selama ini. Tapi jika ingatan itu membuat dirinya berbeda, maka lebih baik kita lupakan saja"
Man dan Hikari hanya terdiam sambil melihat ke arah layar biru bening didepan mereka. Tiba-tiba Hikari teringat akan satu hal yang sebenarnya dari dulu ingin dia tanyakan kepada Man.
Hikari: "bisa aku bertanya satu hal?"
Man: "apa itu?"
Hikari: "... Kenapa kau memberikan nama Peridot? Kau taukan, jika nama itu adalah nama dari planet yang dia—"
Man: "aku tau"
Man menatap kembali ke layar biru didepannya. Sebuah layar yang menunjukkan planet berwarna hijau, sebuah planet yang sekarang sudah hancur sekian lama. Disebelah bentuk planet itu, ada sebuah tulisan yang menjadi nama dari planet itu.
Man: "lagi pula planet itu sudah hancur... Dan nama itu kita dapatkan setelah mengetahui nama sebuah permata"
Hikari: "memang tidak salah sih... Tapi... Bukankah nama itu hanya akan mengingatkan dirinya dengan planet hijau itu? Planet Peridot"
Man dan Hikari terdiam sambil menatap gambar lama soal planet hijau yang sudah dihisap habis energinya. Planet Peridot yang sekarang sudah berupa planet mati yang tidak bisa ditinggali lagi. Kehilangan energi dan sumber daya, tidak akan ada yang bertahan tinggal di planet itu itu lagi.
Sekarang ini planet Peridot hanya sebuah planet yang sudah terlupakan, dan namanya sudah beralih ke salah satu Ultra yang asal usul nya masih menjadi rahasia.
.
.
.
.
.Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultraman Peridot: the Cowardly Jewelry
Random{COMPLETED} _____________________________ Seorang anak laki-laki yang lahir dari sebuah ras dengan mata berlian berwarna hijau, memiliki keistimewaan yang hanya dirinya yang punya. Membuatnya memberikan kebaikan kepada mereka yang membutuhkan. Akan...