Chapter 5: a Mask

36 6 9
                                    

Yang pasti chapter yang isinya bikin emosi.

Udahlah, aku jadi gak tau mau pembukaan gimana. Happy Reading aja untuk para pembaca.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa tahun setelah Kaiju datang ke planet hijau yang ditinggali oleh Jade dan penduduk lainnya. Jade terus bertarung sebagai pelindung planet, namun tanpa kemampuan bertarung sama sekali. Satu-satunya senjata yang bisa Jade gunakan hanyalah darahnya.

Setiap Kaiju datang ke planet hijau dan mengacau, Jade akan membiarkan dirinya di serang oleh Kaiju itu. Dan saat terdapat luka besar yang bisa memunculkan darah nya, baru Jade akan membalas serangan Kaiju dengan darahnya.

Jade terus melakukan itu setiap kali Kaiju datang. Memang cukup menyakitkan karena Jade harus menunggu lukanya terbuka lebar terlebih dahulu, tetapi setidaknya saat dirinya kembali ke wujud aslinya. Semua luka yang Jade alami juga ikut menghilang.

Semua Jade lakukan semata-mata untuk bisa menjadi berguna. Dan dia juga ingin melindungi semua yang menerimanya dengan baik, sekalipun dia adalah sosok dengan kecacatan diantara ras nya yang penuh dengan berkah. Jade rela menerima semua rasa sakit, karena dia hanya pengecut yang tidak bisa apa-apa saat Kaiju pertama kali muncul. Dan inilah yang bisa dia lakukan untuk yang lain.

Jade: "Ayah! Ibu! Aku kembali!"

Moldova: "Jade~ pelindung planet kesayanganku~ kau sudah kembali"

Demantoide: "Kau sudah bekerja keras, Jade"

Jade: "Terima kasih, ayah dan ibu"

Merelani: "Kaiju jadi semakin banyak muncul belakangan ini. Aku kasian karena kakak harus mengorbankan diri seperti itu..."

Merelani sedikit menunduk dengan wajah menunjukkan wajah sedihnya.

Jade: "tidak apa, Merelani. Aku baik-baik saja kok~ kakak tidak bisa bertarung, jadi hanya ini yang bisa kakak lakukan untuk melawan"

Merelani: ".... Kakakku sangat baik!! Aku sayang kakak~"

Jade: "Aku juga menyayangimu, Merelani~"

Jade dan Merelani berpelukan, keduanya terlihat seperti saling menyayangi satu sama lain. Demantoide dan Moldova tertawa kecil melihat kedua putra putrinya saling mencintai. Namun satu hal yang tidak Jade sadari, tepat dibalik perkataan sayang yang Merelani ucapkan kepada kakaknya. Wajah jijik tersembunyi dibalik pelukan yang Merelani berikan pada kakaknya.

Merelani: 'Menjijikan! Kenapa aku harus memiliki kakak pengecut seperti mu?! Dasar pengecut!'

Merelani dan kedua sosok yang dipanggil ayah dan ibu oleh Jade, selalu menyembunyikan tatapan jijik mereka dari Jade. Sosok ras Smaragdus cacat yang terlahir dan besar menjadi pelindung yang pengecut.

.
.
.
.

Jade: "Ughh... Kaiju kali ini sangat kuat... Dia juga bisa mengeluarkan racun, sama sepertiku..."

Jade baru saja kembali setelah melawan salah satu Kaiju. Wajahnya kelihatan kelelahan setelah pertarungannya kali ini, dia berniat untuk kembali ke rumah sebelum rasa sakit membuat langkahnya terhenti.

Jade melihat ke pergelangan tangannya, sebuah luka besar yang menganga mengejutkan Jade.

Jade: "Tunggu! Apa ini? Bu-bukankah seharusnya ini sudah menutup? Kenapa bisa seperti ini?"

Jade berusaha untuk tetap berpikir positif, mungkin untuk luka yang ini dia masih membutuhkan waktu lebih lama untuk menutupi sendiri.

Jade: "yasudahlah... Mungkin ini akan baik-baik saja. Sebaiknya aku segera pulang!"

Ultraman Peridot: the Cowardly JewelryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang