Alam bawah sadar..
Vero menyilangkan tangan di dada menatap sosok di depannya. Sosok berwajah datar yang membuat dirinya mendengus geli. "Tadi aja lo sok-sok manja sama abang lo. Sekarang aja sok datar," ejeknya.
Sedangkan sosok itu yang ternyata Reygan asli hanya berdecak. "Tidak masalah. Lagi pula itu untuk terakhir kali."
Wajah Vero menjadi serius. "Lo beneran mau pergi Rey? Saran gw sih lo balik aja. Lagi pula gw juga mau balik kedunia asal gw."
Reygan memalingkan muka. Dia menekuk lutut lalu menyembunyikan wajah diantara paha. "Gw ga bisa, tepatnya gw ga mau."
Vero memandang tajam Reygan. Sedikit tak terima akan jawaban pemuda di sampingnya. "Lo ga bisa gini Rey. Gw juga punya kehidupan gw. Lo juga tau betapa gw benci keadaan gw sekarang."
"Gw juga benci keadaan gw Ver."
"Maksud lo?"
Reygan menghela nafas. "Gw ga menginginkan hubungan itu. Tapi Vino ngancam gw bakal berbuat lebih kalau gw ga nurutin ucapan dia."
"Ha! Maksud lo?" Vero sedikit ngeblank.
Reygan menggigit bibirnya. "Gw di ancam sama Vino. Kalau gw ga mau jadi pacar dia. Gw di ancam video itu akan di sebar."
Vero tambah mengernyit. "Video apa maksud lo?" kepalanya berdenyut saking terkejutnya ia.
"Mending lo jelasin semuanya ke gw Rey."
Reygan terlihat menghela nafas sebelum menoleh ke arah Vero yang menatap dirinya menuntut penjelasan. "Gw di jebak sama Vino. Kita udah ngelakuin hal 'itu'. Vino ngerecokin minuman gw perangsang. Lo tau apa yang terjadi selanjutnya." mata Vero membola. Fakta apa yang dia dengar sekarang.
Tubuh Reygan menggigil. Dia memeluk tubuhnya sendiri. "Gw ga berani bilang sama orang tua gw. Karena gw takut Vino nekat ngirim Video itu ke mereka. Gw takut abang benci gw Ver. Gw takut. Menjalani hubungan sama Vino aja gw berat. Gw ga sanggup lihat tatapan dingin yang di layangkan oleh abang."
"Setiap hari gw harus pake topeng seolah gw mencintai Reygan. Gw benci sama diri sendiri yang ga berdaya. Gw ga bisa melawan karena video itu."
Vero menganga tak percaya akan fakta ini. "L-lo ga coba ngapus video itu?"
Reygan mendesah pelan. "Sudah .. Tapi Vino licik. Dia punya banyak salinannya."
"Kenapa lo ga jujur sama bang Delvin Rey? Dia bakalan bantu lo."
Reygan menggeleng. "Vino sudah mengira itu akan terjadi. Jadi dia ngancem gw lagi untuk ga bilang, atau dia akan ngelukain bang Delvin. Disana gw benar-benar buntu."
Vero mendadak pusing. Jadi selama ini, hubungan Reygan dan Vino terjadi karena ancaman Vino? Tetapi dicerita tidak di jelaska- ah! Bukankah Celine belum menyelesaikan cerita ini?
Bagaimana bisa Vino yang orang biasa selicik itu. Apakah bocah itu memiliki orang kuat di belakangnya?
"Saat itu, ada suara yang ngebisikin bisa bantu gw dengan syarat menukar jiwa."
"Lalu?"
"Jiwa lo yang datang ke tubuh gw dan gw masuk keraga lo."
Vero terkejut. "Jadi sekarang lo nempatin tubuh gw?" Reygan menganggu tapi juga menggeleng.
"Gimana keadaan disana Rey?" tanyanya. Jadi dia bertukar jiwa dengan Reygan?
Reygan menunduk kembali. "Lo udah mati Ver."
Deg!
"M-maksud lo gw mati?"
"Setelah gw masuk ke dalam raga lo. Entah ditakdirkan atau apa. Gw jadi korban tabrak lari."
Tubuh Vero melemas. "Jadi gw ga bisa balik ke tubuh gw lagi?" sungguh dia di buat pusing dan shock.
Reygan yang melihat Vero begitu shock pun hanya bisa prihatin dan merasa bersalah. "Gw minta maaf Ver. Gara-gara gw hidup lo kacau. Tapi demi Tuhan gw ga minta lo yang gantiin gw." Pemuda gitu bersujud di hadapan Vero. Suaranya terdengar serak.
Vero tak tau harus merespon bagaimana. Dia hanya mengangkat tubuh Reygan agar tak bersujud padanya.
"Gw minta maaf. Karena gw, lo harus ngalamin 'itu'." pemuda itu menutup wajah. Vero bisa melihat aliran bening di wajah Reygan.
Vero tak tau apa yang harus dia lakukan. Dia sangat sedih karena kesempatan dia untuk kembali tak bisa. Disisi lain Vero merasa kasihan dengan hidup Reygan karena ia sudah melewati hal pahitnya.
Fakta nya lagi itu bukan kali pertama Reygan di perlakukan seperti itu. Dia juga tak menyangka jika cerita temannya menjadi tempat dia akan melanjutkan hidup kedepannya.
Sepertinya, dia akan menerima takdir barunya ini. Dia juga tak bisa sepenuhnya menyalahkan Reygan. Reygan juga tak ingin ini terjadi. Sisi itu membuat Vero sedikit lega karena nyatanya Reygan tak pernah menyukai sesama.
Vero menghela nafas. "Baiklah, gw akan tetep di raga lo. Lagi pula gw juga gaada tujuan. Lo ga usah minta maaf terus." Reygan mengangkat wajahnya. Ada secercah harapan di wajah itu.
"Tapi gw mau tanya lagi. Kenapa ga lo aja yang kembali?"
Reygan menggeleng, "Jiwa gw sudah menempel di raga lo. Jadi ketika Raga lo mati, gw akan menghilang. Itu juga berlaku buat lo yang ada di raga gw." Vero pun menggangguk. Dia tak akan terkejut dengan apa yang telah terjadi pada dirinya. Meskipun semuanya di luar akal manusia.
"Lo bisa hidup sebagai gw Ver. Sebagai Reygan bukan Vero." perlahan jiwa Reygan menghilang. "Gw harap lo bahagia disana. Gw titip keluarga gw. Gw juga akan minta ke 'Dia' untuk menghilangkan ingatan buruk itu agar lo bisa lanjutin kehidupan lo semestinya."
Meski agak bingung, Vero mengangguk. "Lo tenang aja Rey. Gw akan hidup bahagia sebagai lo."
Reygan tersenyum indah sebelum akhirnya dia benar-benar menghilang.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak alur ✔
Teen Fiction"Manusia punya cinta, tetapi dunia punya Norma." "Meski gw jadi Reygan, gw ga akan ngikutin sesuatu yang paling gw hindari." No bl! Don't copy