Rene berjalan, setengah berlari untuk sampai ke parkiran. Ia sedang terburu-buru, saat ini ia ada janji untuk bertemu kenalannya namun tadi ia tertahan di kelas terlalu lama. Karena kurang memperhatikan jalan tubuhnya tak sengaja bertabrakan dengan tubuh seseorang.
Dengan tubuh Rene jauh lebih kecil ia hampir saja jatuh terjengkang, tapi beruntungnya sebelum pantatnya menghantam kerasnya aspal ada yang menarik tangannya agar tetap seimbang. Namun sayangnya ponsel yang sejak tadi Rene genggam jatuh berdebam ke atas aspal parkiran kampus.
Rene memekik kesal melihatnya, dengan cepat Rene menunduk untuk meraih ponselnya namun ada tangan lain yang lebih dahulu meraih ponselnya itu.
Saat mendongkak Rene terang-terangan mendengus sinis ketika melihat sosok lelaki yang kini berdiri di hadapannya sambil mengulurkan ponsel miliknya. Rene meraih ponsel miliknya yang ada di tangan lelaki itu dengan kasar. Ponsel itu masih bisa menyala tapi layarnya sudah pecah dimana-mana.
"Handphone lo rusak" Tanpa laki-laki itu katakan juga Rene sudah tahu.
Rene tak sudi membalas ucapan laki-laki itu, tanpa kata Rene memilih berlalu pergi. Tak lupa ia juga sengaja menabrakan bahunya pada bahu lelaki itu.
****
Rene mengetuk-ngetuk jarinya di meja sambil menatap ponselnya, ia masih menahan kesal karena ponsel miliknya sudah jadi korban.
"Hp lo kenapa?" Tanga Lena, melihat ponsel Rene terlihat hampir hancur.
"Jatuh!" Balas Rene, malas menjelaskan lebih lanjut.
"Buang aja" ucap Lena, tanpa beban yang langsung mendapat pelototan mata Rene.
"Tenang coba lo cek rekening lo sekarang, bayaran kita kali ini bisa buat lo beli 2 handphone keluaran terbaru" Kekesalan Rene sedikit menguap mendengarnya, beruntungnya meskipun ponselnya sudah sangat tak layak pakai ponsel itu masih bisa hidup jadi kini Rene bisa melihat saldo di rekeningnya sudah banyak bertambah dari yang terakhir kali ia lihat.
"Ini kita bareng?" Tanya Rene, kembali memastikan.
"Iya, threesome" Lena memperjelas disertai seringai kecilnya.
"Lakinya satu?" Tanya Rene, seolah masih tak percaya.
"Hm, gue jadi penasaran sekuat apa cowok itu sampe harus pake dua cewek"
"Ya udah ayo kita langsung ke tempat!" Ajak Lena.
Kini kedua wanita itu sedang bersiap-siap di dalam sebuah kamar yang sudah disewa. Namun sudah hampir 1 jam lebih dari waktu yang ditentukan laki-laki yang akan menyewa 'jasa' mereka belum juga tiba. Rene sudah sejak tadi menggerutu, ia bahkan hampir saja tertidur di sofa saat terdengar pintu terbuka dari luar.
"Ngapain lo disini?" Tanya Rene sinis, kantuk yang tadi ia rasakan langsung sirna melihat sosok lelaki berdiri di ambang pintu sambil tersenyum miring yang Rene tahu senyuman penuh meremehkan itu ditujukan padanya.
"Gue sudah bayar mahal untuk malam ini. Jadi, sekarang lakukan tugas kalian!" Perintah suara yang terdengar dingin itu.
"Hah?" Kedua perempuan itu kompak memekik terkejut, jadi lelaki yang sudah menyewa jasa mereka malam ini adalah Bimo. Lelaki yang terkenal paling pendiam dan misterius di angkatan mereka.
"I pay you, both!"
"Sialan!" Umpat Rene terang-teranagan.
"Kenapa? Kaget gue bisa tahu pekerjaan kalian ini?" Tanya Bimo, menatap bergantian dua perempuan yang masih sangat jelas belum mempercayai kehadirannya. Bimo menutup pintu, menguncinya dari dalam. Lalu, langkah lebar lelaki itu membawanya ke arah kasur. Dengan santai Bimo membaringkan tubuhnya di tengah kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY 21+
Short StoryWarning! Khusus area dewasa dedek-dedek gemush silakan menyingkir dulu Kumpulan cerita dewasa murni hasil pemikiran sendiri!