Best Mistake (Tristan & Rania) 4

95.6K 956 97
                                    

Suara isak tangis para perempuan terdengar bersahutan. Semua orang menunggu dengan cemas termasuk Tristan yang sejak tiba terlihat hanya diam dengan wajah tegang. Tadi saat mendapat kabar jika Rania sedang kritis Tristan langsung pergi ke rumah sakit yang disebutkan tanpa bertanya terlebih dahulu sebenarnya apa yang terjadi pada Rania.

Dan ternyata itu semua karena Rania nekat mengiris nadinya sendiri. Tadi siang adik perempuan Tristan yang menemukan Rania sudah tak sadarkan diri di kamar dengan bersimbah darah.

Semua tampak menunggu dengan gelisah. Waktu terasa sangat lama berputar untuk mereka yang sedang menunggu kabar dari seseorang yang kini berbaring tak berdaya di dalam sana.

Sampai akhirnya seorang dokter keluar menyampaikan berita yang membuat setiap pasang telinga yang mendengarnya bisa sedikit melemaskan bahunya.

****

Tristan menatap kedua tangannya yang terlihat mengeluarkan darah karena tadi ia dengan nekat meninju cermin yang ada di kamarnya hingga menyebabkan cermin itu pecah tak berbentuk. Sudah dipastikan bukan hanya cermin itu yang hancur tapi tangannya juga luka terkena serpihan tajamnya. Namun, Tristan tak merasa kesakitan. Ia malah merasa ini semua masih kurang, karena dengan kedua tangan inilah ia dengan teganya menyakiti Rania begitu dalamnya. Entah sebesar apa rasa sakit yang Rania rasakan selama ini hingga akhirnya Rania dengan nekat mencoba untuk menghabisi mengakhiri hidupnya sendiri.

Tristan dengan sadar mengakui perbuatan biadabnya dulu. Ia laki-laki pengecut, hanya karena tak ingin kehilangan kebebasan dalam hidupnya dengan tangannya sendiri ia tega melenyapkan calon bayinya. Masih teringat di benak Tristan wajah penuh senyum Rania saat pertama kali mencoba memberitahu perihal kehamilannya. Dan ia yang membuat senyum cerah itu seketika sirna dengan kata-kata dan perbuatannya.

Entah dari mana datangnya pikiran dalam dirinya untuk menjebak Rania mengugurkan kandungannya. Ia berhasil melakukan itu, calon anaknya sudah pergi bersama dengan membawa semua kebahagiaan dalam hidup Rania.

Selama satu tahun terakhir ini hidupnya selalu dibayang-bayangi dengan rasa bersalah. Ia menyesali semuanya. Setelah kejadia itu Tristan terlalu pengecut untuk berani menemui Rania. Meminta maaf langsung kepada perempuan itu yang  rasanya percuma. Rania pasti sudah terlanjur membencinya.

Perihal perjodohan juga sebenarnya Tristan tak tahu menahu. Hidupnya saat itu sedang tak tahu arah tujuan, jadi ia mengiyakan begitu saja keinginan kedua orangtuanya untuk menjodohkannya tanpa mengetahui terlebih dahulu seperti apa perempuan itu.

Tak Tristan sangka ternyata perempuan yang akan dijodohkan dengannya adalah Inara, adik kembar Rania yang sering Rania ceritakan padanya. Dan yang lebih tak Tristan sangka lagi ternyata Inara kabur dan Rania yang menggantikan posisi Inara. Sejak saat itu Tristan mulai berpikir mungkin dengan cara itulah Tuhan memberi jalan untuk mereka bisa kembali bersama. Meski rasanya tak mudah, Tristan tak akan menyerah untuk bisa mendapatkan maaf Rania dan membuat wanitanya itu kembali padanya.

"Ra..."

"Maafin aku, sayang!"

****

Kejadian mencekam itu sudah terlewati namun Tristan tak bisa memastikan secara langsung bagaimana keadaan Rania. Tapi, yang paling ia syukuri Rania bisa melewati masa kritisnya setelah banyak kehabisan darah.

Sudah menjadi kebiasaan Tristan selama 3 hari terakhir setiap pulang bekerja ia akan langsung pergi ke rumah sakit. Meski disana ia juga tak bisa melihat Rania secara langsung karena tak diperbolehkan bertemu oleh keluarga Rania, terutama Ayah perempuan itu yang selalu melemparkan tatapan penuh permusuhan setiap melihatnya.

Tristan hanya bisa berpuas diri mendengar perkembangan Rania dari Deon, dokter yang menangani Rania yang kebetulan adalah kenalannya.

Seperti hari ini, sepulang bekerja Tristan langsung menjalankan mobilnya ke arah rumah sakit tempat Rania di rawat tanpa pulang terlebih dahulu ke rumahnya.

SHORT STORY 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang