Prolog - sepatah kata

45 10 2
                                    

Aku selalu melangkah mengikuti alunan nada-nada musik yang kudengar, aku selalu membayangkan setiap langkah kakiku seperti tetesan air hujan, dan hatiku selalu berdegup saat melihatnya, namun tekad ku masih selembut kapas, aku melihat diriku lebih dekat untuk mencari tekadku, namun guguran-guguran dedaunan menghambatku untuk melihat, karena dibalik guguran dedaunan tersebut ada sesosok wanita berambut pirang yang menghadap membelakangiku.

Aku mengulurkan tanganku ke arah guguran dedaunan tersebut, Namun itu semua hanyalah ilusi hidupku yang penuh dengan ilusi, kehampaan, kebingungan, dan tidadaan tujuan. Tetapi dengan semua keluh kesah itu tidak akan bisa membalikan keadaan...

Dan aku juga pernah mendengar sepatah kata dari suatu kitab Al-Quran, yakni suatu kaum berubah bukan karena tuhan, namun karena kaum itu sendiri....

Aku kembali terdiam berdiri sambil mendengar suara guguran-guguran dedaunan yang lebat, sambil mendengar alunan-alunan nada musik yang indah, aku kembali terbayang pada wanita tadi, namun aku kembali kepada posisiku dan mulai melangkah bagaikan dedaunan...

Pikiran-pikiran negatif mulai mengendalikan emosiku, dan sifat-sifat negatif mulai membentuk kegelapan dihatiku, aku mulai meluruskan pandanganku.

Dan ini lah aku "fyizan" tujuanku mencari tahu apa artinya cinta, emosi, dan perasaan..

Cahaya Dan Kata (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang