eps. 8

3 3 0
                                    

5 langkah tekadku mulai maju dan 5 langkah juga rasa cintaku tumbuh pada shiya, haha... sepertinya benar dia berhasil merebut hatiku, langkah demi langkah kami sebentar lagi akan menjadi pasutri...

Setiap hari aku selalu saja mengambar dan mengambar, dan terus begadang setiap saatnya karna gambaran yang kubuat harus siap sekarang, kadang shiya memaksaku untuk tidur namun aku menolak dan aku menjawab "suami macam apa kalau aku tak bisa menghidupi anak istrinya!?" Tanyaku dengan nada yang agak kasar, shiya hanya tersenyum mendengar ucapanku dan lanjut tidur, aku memang sudah stres dengan kerjaanku namun aku harus menahannya karena 10 buah lagi dan setelah itu aku bisa berlibur 10 hari juga!,

"Umm... permisi sayang, aku mau ngomong sesuatu" ucap shiya dengan nada sopan

"Hmm?" Tanyaku yang sambil mengambar

"Ini dia formulir pernikahannya jadi sihlakan kamu isi" ucap shiya

"Hmm...." ucapku yang seketika melihat formulir pernikahan

"Jadi dijepang kalau mau menikah harus isi formulir ya?" Tanyaku

"Yaa begitulah" ucap shiya

"Pake restu orang tua?" Tanyaku

"Ya iyalah" ujar shiya

"Oh, yaudah berikan aku waktu untuk mengisinya yaa" ucapku dengan nada sopan

"Iya, aku pergi dulu buatin kamu secangkir kopi" ucap shiya

"Iya, makasih sayang" ujarku

Dan shiya hanya membalas senyum, tak lama kemudian aku telah selesai mengisi formulirnya dan lanjut untuk bekerja, kedengarannya cara menikah dijepang seperti permainan namun mau bagaimana lagi namanya saja sudah menjadi tradisi dan aku tak bisa mengatakan itu aneh, setelah 50 menit berlalu shiya tak kunjung membali dan udah itu kerjaanku sudah selesai semua jadi kini aku mendapatkan istirahat selama 10 hari ditambah lagi kontrakku dengan perusahaan BOXER telah berakhir, "huaah... tak terasa sudah lebih dari 12 hari aku bekerja" ujarku, dan tiba-tiba shiya datang

"Permisi, maaf ya aku lama tadi ayah sama ibuku ada masalah dengan perusahaannya" ucap shiya

"Masalah apa?" Tanyaku

"Engga, mereka mendapatkan saingan produk, dan kini penjualan ayahku menurun karna saingan produk lain, tapi aman kok ibuku udah dapat solusi dengan bantuan aku" ucap shiya

"Ohh... begitu, kenapa tadi tidak aja aku juga? Mana tau bisa tolong" ucapku

"Ya kamu kelihatan sibuk jadi aku segan minta tolong" ucap shiya yang langsung meletakkan secangkir kopi dihadapanku

"Aman kok, kerjaanku sudah siap" ujarku

"Apakah kini kita bisa pergi berkencan?" Tanya shiya

"Terserah kamu, aku mau-mau aja" ujarku

"Yaudah, sekarang kita langsung pergi kencan, aku siap-siap dulu ya" ucap shiya

"O..ok, aku juga" ujarku

Ya seperti bucin pada umumnya, kalau kerjaan siap apa lagi kalau bukan mengajak pacar/pasangannya untuk pergi berlibur, jadi kini aku harus memikirkan kemana aku harus membawa gadis orang kaya ini.... ahh sudahlah.... yang terpenting aku harus pergi bersiap agar nanti sisa pergi..

(Setelah semuanya siap)

"Hai sayang.... gimana penampilanku?" Tanya shiya secara mendadak

"Eh.. kamu membuatku kaget, cobaku lihat...." ucapku sambil memandang gadis bangsawan ini

"Kamu seperti putri kerajaan" ucapku dengan nada bercanda

"Eh~?" Tanya shiya

"Masa? Padahal ini baju 10Jt-an doang" ujar shiya

Cahaya Dan Kata (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang