Eps. 4

7 6 0
                                    

(Apa aku terlalu kasar kepada orang lain?, apakah aku terlalu cuek kepada orang lain?, kenapa hatiku seperti air yang terjebak didalam batu) ujarku didalam hati

Aku masih terus menutup wajahku dengan lenganku dan selalu berfikir dan berfikir kenapa Shiya seperti itu, sepertinya memang benar, kalau sifat sosialisasiku terlalu rendah atau terlalu kasar, dan ditambah lagi Shiya orang jepang, padahal dijepang diajarkan sifat sopan santun dan sifat saling menghargai. Namun aku malah berpaling dari itu, sepertinya mulai sekarang aku harus berhenti berkata kasar pada Shiya, kalau tidak ia akan selalu berpaling dariku dan akan membenciku, kalau dia sudah seperti itu pasti ibuku akan marah, uh... kenapa hidupku harus begini, aku hanya ingin tenang!!

Aku mulai turun dari ranjangku dan berjalan ke depan kamar Shiya untuk meminta maaf,

"Halo? Shiya? Kamu didalam? Bolehka aku masuk?" Tanyaku.

"Jangan bicara lagi denganku!" Ucap Shiya yang suaranya tertutup oleh pintu.

"Aku hanya ingin meminta maaf padamu... dan aku ingin menyesali perbuatanku selama ini..." ucapku dengan nada sedih.

Seelah 2 menit Shiya tidak menggubris perkataanku, akhirnya aku pasrah dan berbalik badan untuk kembali ke kamarku namun setelah aku berjalan 1 langkah tiba-tiba pintu kamar Shiya terbuka dan Shiya menarikku masuk,

"Apakah perkataanmu itu memang dari lubuk hatimu?" Tanya Shiya.

Aku yang terduduk didepan Shiya hanya terdiam...

"Kenapa kamu kunci pintunya??" tanyaku yang spontan panik.

"Bukan urusanmu, jawab dulu pertanyaanku." ucap Shiya.

"Iya, aku menyesalinya." ujarku.

"Sungguh?" Tanya shiya lagi sambil mengangkat daguku.

"Kamu jangan seperti menggoda gitu dong, aku gabakal tegoda dengan sifatmu." ucapku.

"Benar juga kata orang tuaku, kamu orangnya jarang tergoda bahkan seperti tidak ada nafsu." ucap Shiya.

"Hey! Aku juga manusia, tentu saja punya nafsu!" ujarku.

"Oh, yaudah... kalau mau keluar tunggu sampai besok pagi." ucap Shiya.

(Ya tuhan, ujian apa lagi ini.) ujarku didalam hati.

"Ok, terserah kamu, tapi awas kamu menggodaku, akan ku dobrak pintu ini" ucapku.

"Tentu." ujar Shiya dan memberi senyuman.

Tentu saja aku harus tidur di kamar Shiya karena shiya kembali berulah padaku, tapi yasudahlah ini juga sebagai permintamaafku jadi harus ku turuti maunya, kecuali hal-hal negatif.

2 jam telah berlaru jarum jam telah menunjuk ke arah 23.54, dimana aku harus tidur, sambil melihat Shiya yang sedang membaca mang'ga (komik) di atas kasurnya, tiba-tiba Shiya menutup mang'ga (komik)nya dan mengatakan

"Sini tidur disebelahku." ucap Shiya sambil menepuk kasurnya.

(Ini cewek mesum amat) ujarku didalam hati

"Enggaklah! Itu hal tergila yang pernahku lakukan" ucapku.

"Kalau tidak maafmu tidak akan  kuterima." ucap Shiya.

(Cewek brengsek.) ujarku didalam hati.

"Yaudah-yaudah aku akan tidur disana, awas kamu melakukan hal aneh-aneh akanku laporkan ke orang tuamu." ucapku sambil naik ke atas ranjang Shiya.

"Iya, tidak kok, aku hanya ingin dekat dengan orang kesayanganku." ujar Shiya.

"K..kesayangan!? Huh.... sudahlah aku sudah mengantuk, biarkan aku tidur." ucapku sambil merebahkan tubuhku.

Cahaya Dan Kata (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang