Eps. 6

4 5 0
                                    

(Tengah malam)

Aku menangis dan terus menangis, aku terus membuang air mata kekecewaaan dan semakin kecewa pada diriku sendiri, "kenapa semua ini harus ditimpa padaku" ucapku sambil menangis, aku menangis diruang tamu dan tentu saja disana tidak ada siapapun dan aku bisa melepaskan semua keseihan dan kekecewaanku disana, namun tak lama setelah itu aku menampar diriku sendiri dan kembali membangkitkan semangatku untuk bangkit, namun semua itu masih belum bisa menghilangkan rasa kekecewaanku, mau bagaimanapun aku harus menumbuhkan tekadku agar lebih kuat....

"Mulai sekarang aku tidak akan menjadi terlalu introvet dan mulai sekarang aku akan menghargai orang lain!" Ucapku sambil menangis

Kemudian aku menghapuskan semua air mataku dan pergi untuk membuat secangkir kopi agar emosionalku hilang...

(01.09)

"Huh... sepertinya aku harus beristirahat" ucapku

"Tok.. tok.. tok.." ada orang yang mengetuk pintu

Seketika aku kaget dan sedikit curiga karna siapa coba yang mengunjungi rumahku jam-jam segini, huh sudahlah lagian daerah ini banyak polisi jadi tak mungkin ada pembunuhan,

"Iya siapa?" Tanyaku sambil membuka pintu

Tiba-tiba aku pukul dan disuntik tidur oleh seseorang, aku tak mengenali dia karena ia menggunakan menutup wajah, sepertinya ini hari terakhirku...

(Setelah 10 jam tertidur)

"H..uh dimana ini..." tanyaku

Disekitarku seperti kamar yang mewah dan aku tertidur di atas kasur double dan dikamar ini memiliki AC yang bersuhu 19°C, "huh... dingin sekali" ujarku, dan tak lama setelah itu aku turun dari kasur untuk mencrai tau sebenarnya aku dimana, aku berjalan keluar ke arah pintu keluar sambil membuka tuas pintu, disaat pintu terbuka terlihatlah ruangan tengah yang bentuknya bagaikan hotel mewah seharga 20jt, "apa-apaan ini!?" Ujarku, dan seketika ada seseorang menyapaku yang kiranya..

"Hi! Kamu sudah bangun kiranya" ucap seseorang yang wajahnya sangat cantik

"Kamu siapa?" Tanyaku

"Lah ga kenal?" Tanya dia

"Kenal sih dikit tapi aku ga yakin memang dia" ucapku

"Apa coba?" Tanya dia

"Shiya?" Tanyaku lagi

"Correct!" Ucapnya

"Hah shiya!? Loh.. loh.. wajahmu beda banget" ucapku

"Dan satu lagi, aku dimana!?" Tanyaku

"Haha, ga sia-sia aku skincarean mahal-mahal, dan kamu ada di rumah aku" ucap shiya

"What the fuc*, ini rumah lu!?" Tanyaku

"Ya iyalah, emang kamu kira ini nyewa apa" ucap shiya

(Jadi selama ini shiya orang kaya) ujarku dalam hati

"Dan terus kenapa kamu bawa aku kesini?" Tanyaku

"Nih" ucap shiya sambil memberikan selembar kertas yang berbentuk kontrak

"Apa ini?" Tanyaku

"Itu kontrak kamu untuk bekerja sebagai artist yang membuat sampul novel, game, thumnail, iklan, dan banyak lagi yang berhubungan dengan lukisan gambar" ucap shiya

"Jadi aku menjadi artis bayaran?" Tanyaku

"Yup, kamu bisa memenuhi kebutuhan kamu sendiri tanpa bantuan orang lain" ucap shiya

"Kenapa gabilang dari kemarin ada yang kaya gini ih!" Ucapku

"Haha, dan tumben kamu ga marah aku bawa kejepang" ucap shiya

Cahaya Dan Kata (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang