Epilog?

6 5 0
                                    

Saat mataku tertutup, angin dari AC pesawat mendinginkan tubuhku namun pundakku dihangatkan oleh kepala shiya, dan lama kelamaan aku mulai terlelap dari tidurku dan seketika bermimpi tentang hal buruk yang langsung terjadi kekenyataan, aku tiba-tiba terbangun dipadang bunga bewarna hitam, pada bunga hitam ini sangat luas saking luasnya aku sama sekali tidak melihat pegunungan, rumah, maupun bangunan menonjol lainnya, anku hanya melihat gadis berambut pirang, jangan-jangan itu shiya!, aku segera berlari ke arah gadis itu namun tiba-tiba cuaca mendung dan mengeluarkan badai kilat, saat aku berlari ke arah gadis itu tiba-tiba kikalatan petir menyambarku dan membuatku terjatuh, seketika aku tak bisa berdiri dan hanya bisa mengesot ke arah gadis itu, aku menjulurkan tanganku dan tiba-tiba "duar!", gadis itu tersambar petir yang mengubah ia menjadi kumpulan kupu-kupu, seketika aku terbangun dan masih melihat shiya yang masih menggenggam tanganku dan masih tertidur.....

"Dimohonkan untuk seluruh penumpang tetap tenang karena pesawat kita akan melewati badai kilat" ucap pramugari yang membuatku panik

"Huaah... segarnya, apa yang terjadi sayang?" Tanya shiya yang tiba-tiba bangun

"Ada hal buruk..." ucapku

"Hal apa!?" Tanya shiya yang sontak kaget

"Kita melewati badai kilat" ujarku

Seketika shiya menggenggam tangaku semakin erat dan duduk semakin berdempet ke arahku

"Aku tak ingin kita berakhir disini" ucap shiya

"Shhtt... sudah sayang, aku yakin kita akan baik-baik saja, kalau aku mati kamu juga mati dan kalau kamu mati aku juga mati ok?" Tanyaku

"Iya! Aku bersumpah akan selalu bersamamu sampai titik darah penghabisan" ucap shiya

Benar saja, hal buruk yang tak diinginkan terjadi, tiba-tiba turbin pesawat berhenti dan petir seketika menyambar kedua sayap pesawat

"Teet!... teet!.... teet!.... teet!...." alarm pesawat terus berbunyi

Seketika shiya memelukku dengan sangat erat ia sampai-sampai menangis dan mengatakan

"Ya tuhan, kalau pesawat ini jatuh, semoga kami tetap bertemu dan masih bisa hidup bersama" ucap shiya

Aku hanya terdiam dan mengusap kepala shiya, reflek aku mencium dahi shiya yang membuat shiya semakin menangis

"Sudah shiya, ini semua memang sudah menjadi takdir, jadi jalankan saja apa takdirnya" ucapku

"Aku mencintaimu" ujar shiya yang seketika pesawat meledak

=====================ending?======================

Cahaya Dan Kata (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang