Ulang Tahun

34 2 0
                                    

Jika diberi pilihan. Saya lebih memilih kamu memarahi saya atau memukul saya daripada mendiamkan saya.


Jam 10. Pagi

Hari ini Juandra masih berada dirumah karena memang dia tidak memiliki kelas pagi. Hanya ada kelas sore dan itupun masih 3 jam lagi.

Sebenarnya beberapa hari yang lalu Juandra sudah membuat planing untuk pergi menjemput Alisha dan mengantarnya ke kampus. Karena dia memiliki kelas siang jam 11 nanti.

Namun niatnya urung karena Alisha sendiri yang melarangnya. Katanya sih dia akan pergi dengan Kayla dan Satria.
Yah Juan juga tidak bisa memaksa. Karena itu keinginan Alisha sendiri.

"Tumben lo masih dirumah. Gak kuliah?"

Juandra yang sedang asik menikmati bukunya sembari rebahan santai di kasur kesayangannya langsung menoleh kearah Bian yang entah masuk dari mana. Sebab seingat Juandra, kamarnya sudah ia kunci beberapa waktu yang lalu.

"Nanti sore." jawab Juandra singkat.

Bian mendudukan tubuhnya disofa kecil yang terdapat didepan Juandra. Menatap lekat adik ketiganya itu sembari tersenyum simpul.

"Alisha juga?" tanyanya lagi.

Juandra menggelengkan kepalanya tanpa menoleh sedikitpun kearah pria yang notabennya adalah kakak tertuanya itu. Namun anehnya, walaupun dia tertua dikeluarga ini, dia jugalah yang memiliki proporsi tubuh paling pendek diantara Juandra dan Jovian.

"Dia gak mau gue jemput."

Bian mengangguk paham tak berniat untuk semakin dalam membicarakan mengenai hal itu. Perlahan mata pria itu menatap kearah gitar kesayangan Jovian yang ada disamping tempat tidur Juandra.

"Ke taman belakang yuk." ajak Bian.

Juandra menegakkan tubunya sembari menatap heran kearah Bian yang kini sedang mengambil gitar milik Jovian.

Seperti mengetahui apa maksud Bian, pria itu segera menutup bukunya dan bergegas menuju pintu keluar. Mengikuti Bian yang sudah pergi beberapa detik lebih dahulu darinya.

Kebiasaan keempat bersaudara ini ketika waktu senggang adalah bernyanyi-nyanyi ria dibawah pohon rindang sembari menikmati udara sejuk dari pohon itu. Namun bedanya hari ini tidak ada Jovian ataupun Yolanda yang ikut bergabung. Mereka hanya berdua. Juandra dan Bian.

Juandra mulai memetik gitar itu. Tak lama Bian mulai bersenandung. Suara merdu Bian yang mengalun dengan suara gitar petikan Juandra benar-benar terdengar begitu merdu.

Tuhan maafkan diri ini...

Yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya..

Namun apalah daya ini...

Bila ternyata sesungguhnya aku terlalu cinta dia...

Juan tersenyum kearah Bian yang sepertinya sangat mendalami lagu itu. Ia tahu betul lagu itu adalah gambaran dirinya. Mencintai seorang namun tak berani untuk mengungkapkannya.

Terkadang Juan bingung dengan kakaknya yang satu ini. Dia selalu saja mencintai seseorang dalam diam. Ketika ditanya mengapa? Dia hanya menjawab tidak berani dan takut ditolak. Padahal mencoba saja belum.

"Wah nyanyi-nyanyi gak ngajak gue. Bagus begitu?"

Suara protes dari seorang Cio sukses membuat Bian menghentikan acara karaokenya. Kedua pria itu menoleh kearah seorang pria bermata sipit si pemilik suara melengking yang kini tengah berjalan santai kearah mereka.
Mendadak Juan dan Bian saling menatap bingung. Bagaimana bisa Cio masuk kedalam rumah disaat Bian sudah mengunci semua pintu sebelum datang ke taman belakang tadi.

Kolase Waktu || MarkgiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang