Kita yang seamin namun tak bisa seiman.
•••
"Woy Alisha!"
Aku berdecis sebal saat Kayla tiba-tiba membentakku dari belakang. Berniat untuk menyapaku dengan cara bar-barnya. Aku melirik kearah gadis berambut keriting yang tengah sibuk mencari bangku yang pas untuknya duduk disampingku itu dengan tatapan tajam. Berusaha untuk mengintimidasinya. Namun nihil, dia bahkan tidak peka.
"Ngapain lu liatin gue? Naksir?"
Aku bergidik ngeri dengan sedikit menjauhkan diriku darinya. Ah jangan kaget dengan sikap Kayla. Dia memang biasa seperti itu. Selalu spontan dan asal bicara tanpa disaring terlebih dahulu. Namun walau begitu, dia tetaplah satu-satunya sahabat yang selalu bisa aku andalkan.
Ya, Kayla adalah sahabatku dari kecil. Lebih tepatnya dari kami SD kelas 5.
Apa kalian berfikir kami bisa sedekat ini karena kami teman sekelas yang memiliki tempat duduk bersebelahan? Ya cerita klise yang biasa terjadi.
Tapi itu bukan jawabannya. Kami justru tidak berada di sekolah yang sama atau memiliki tempat tinggal dengan jarak yang dekat.
Pertemuanku dengan Kayla bisa dibilang sangat awkard. Kami yang sama-sama masih kecil diharuskan berfoto untuk mengisi buku tahunan. Waktu itu aku masih ingat betul dimana tempatnya. Kebun binatang. Ah aku masih ingat bagaimana aku duduk kaku diatas patung angsa yang ada disana.
Tapi sayangnya, aku yang memang sejak kecil sangat takut dengan cahaya flash kamera tidak mau dan menangis. Semua orang hanya diam dan tidak tahu harus membujukku dengan cara apa lagi. Namun ada satu anak perempuan tak dikenal yang dengan baiknya mau menggenggam tanganku dan menemaniku berfoto disana.
Singkat cerita, kami bertemu lagi di SMA dan menjadi sahabat yang baik hingga sekarang. Bahkan bersyukurnya kami bisa masuk dalam fakultas yang sama. Fakultas Ekonomika dan bisnis jurusan akuntansi.
Kalau kalian ingin tahu bagaimana dia bisa mengenaliku, jika aku adalah gadis yang ditolongnya waktu itu. Ah itu rahasia. Biarkan aku, dia dan Tuhan yang tahu.
"Tuhkan ngelihatin lagi. Gue tau sha kalo gue cantik tapi inget kak Juan juga sha."
"Najis." ucapku jijik.
Kayla hanya menanggapi ucapanku dengan tawa khasnya. Tak lama, tangan gadis itu mulai meraih cup bobba milikku yang sedari tadi aku anggurkan diatas meja dan meminumnya tanpa merasa bersalah.
"Kalo gak mau itu bilang sha, kan gue bisa bantu habisin."
Aku menghela nafas kasar. Ini juga salah satu bentuk ke-absurd-an seorang Kayla. Dia selalu tidak pernah malu mengambil makanan orang lain. Ah ralat! Maksudku mengambil makanan sahabat-sahabatnya.
"Oh iya sha! Tumben lu jam segini belum pulang. Nungguin kak Juan?"
Aku mengangguk kecil tanpa menjawab pertanyaan Kayla yang masih sibuk menyedot habis es boba pesananku. Sungguh jika saja dia bukanlah sahabatku, mungkin aku sudah membuangnya jauh ke tengah hutan. Dasar menyebalkan!
"Tadi sih gue liat dia sama lucas. Katanya ada rapat buat amal besok. Emang dia gak ngabarin lu? Tumben amat."
Aku mengerutkan dahiku. Masih sedikit bingung dengan ucapan Kayla. Ya benar, tumben sekali kak Juan tidak mengabariku jika dia sedang ada kegiatan. Padahal biasanya dia tak pernah absen untuk memberitahu mengenai kegiatan diluar kelasnya. Supaya aku bisa pulang duluan dan tidak menunggunya. Tapi sekarang? Apa dia lupa untuk mengabariku? Atau jangan-jangan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kolase Waktu || Markgiselle
FanficIni tentang juandra dengan segala hal tak terduganya. "Selamat malam menjelang pagi tuan putri. Jangan lupa sahur ya! Biar kuat puasanya. Semangat!" "Ini masih jam 3 juan tapi kamu udah bangunin aku?" "Enggak apa-apa. Saya sengaja telfon kamu jam se...