Prologue

128 18 3
                                    

Laki-laki itu menatap kosong batu tulisan yang tertancap di atas gundukan tanah yang baru saja dibuat.

Nama sang kembaran tertera disana lengkap dengan tanggal lahir dan wafatnya.

Baskara tertawa, menepuk-nepuk batu tulisan itu lalu berkata.

"Lo pasti udah gak ngerasa sakit lagi kan, El?" ia tersenyum. "Iya dah, tenang ya lo disana. Jangan khawatirin gua lagi, gua bisa hadepin semuanya." begitu ucap laki-laki tersebut sebelum dia mengecup batu nisan sang kembaran lalu pergi pamit meninggalkannya.

Laki-laki itu berjalan tidak tau arah, sempoyongan, mengabaikan tatapan aneh orang-orang yang melihat dirinya.

Rambut dan baju yang berantakan serta tangan yang bercucuran darah dengan beling yang masih tertancap disana.

Baskara bahkan tidak tau harus pulang kemana. Dia, tidak punya rumah.

Sorot lampu yang mengenai wajahnya serta teriakan dari orang-orang, Baskara seakan mengerti dengan maksudnya.

Dia tersenyum. Sepertinya ini adalah akhir hidupnya. Dia sudah siap mati, menyusul adiknya agar tidak sendirian di alam sana.

Baskara sudah siap kalau dia akan mati saat itu juga, dia bahkan tidak berpindah dari tempat nya tersenyum menunggu ajal menjemput.

Tin tin!!

Bruk!

Baskara terjatuh, tapi dia tidak merasakan sakit apa-apa hanya sikunya yang terasa sakit karena harus menahan beban dirinya dan orang lain diatasnya.

Tunggu, orang lain?

Baskara membuka matanya, seorang gadis dengan mata bulatnya berada di atas Baskara. Jarak mereka bahkan hanya tersisa satu senti, bisa merasakan napas satu sama lain.

Gadis itu terperanjat lalu berdiri, tidak lupa untuk membantu Baskara juga.

"Kamu gak apa-apa?" tanya khawatir. Raut wajah gadis itu terlihat kalau dia sangat mencemaskan Baskara.

"Lo siapa, kenapa nolongin gua?"

"Aku Anshel." ia mengulurkan tangannya.

"Anshel?"

Baskara bahkan tidak tau, kalau Anshel nantinya akan sangat berpengaruh di dalam hidupnya.











"Anshel, dunia itu bajingan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anshel, dunia itu bajingan. Tapi seenggaknya aku punya kamu."

"Kak Bas, tolong hidup lebih lama lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Bas, tolong hidup lebih
lama lagi."

Dia BaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang