-Gia-
"Boleh mampir rest area dulu ga? Aku mau pipis ga tahan." Ucap ku ke Mas Andre
"Bentar lagi."
"Kamu mau sekalian makan malam ga? Udah mau jam 7 ini."
"Liat nanti."
"Oke deh."
Aku pun terdiam sambil mengusap-usap perutku, karena si baby yang tidak mau diam dari tadi. Ku lihat ke arah Mas Andre, ia masih fokus menyetir. Jujur aku pun merasakan sikap diamnya ini kepada ku, apa benar yang dibilang Fani kalau Mas Andre cemburu dengan Mas Kevin? Tapi kenapa? Tak lama rest area pun terlihat, Mas Andre langsung memarkirkan mobilnya dan menemani ku ke toilet sekalian dia juga mau ke toilet.
"Mau makan apa?" Tanya Mas Andre tiba-tiba saat aku sudah keluar dari toilet.
"Aku keknya ngga, kamu aja Mas."
"Kamu tadi terakhir makan jam berapa? Sekarang udah jam 7 lewat, masa ga laper si."
"Yah gimana Mas, aku ga laper. Udah aku temenin kamu aja dehh, sekalian nanti ngemil."
Setelah selesai makan malam, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Sekitar jam 10 malam sudah sampai di Jakarta. Kami pun langsung bergegas membersihkan diri agar bisa langsung beristirahat.
Jam 1 tengah malam, tiba-tiba perut aku lapar dan pengen makan nasi goreng di depan komplek perumahan kami. Karena memang di depan komplek sini banyak tukang makanan yang buka hampir subuh. Ku lihat ke arah Mas Andre, ia sudah tertidur dengan pulas, mau dibangunin gaenak pasti dia juga capek ya kann, tapi kalau ga dibangunin aku gabisa tidur nanti yang ada anak dia juga ileran kan yaa. Aku memberanikan diri untuk membangunkannya.
"Mas, bangun Mas.. Mass.." sambil mengguncang-guncang badannya, ia pun hanya bergumam menanggapi panggilan suara ku
"Mass bangun dulu Mass pentingg.." ia pun membuka matanya sambil mengantuk
"Kenapa sii?" Jawabnya kayak rada kesel gitu
"Hmm, kamu kesel ya aku bangunin?"
"Menurut kamu ajalah Gi, sekarang masih tengah malam aku nanti masih harus kerja aku capek banget hari inii."
"Tapi anak kamu laper mas, aku gabisa tidur."
"Yaudah kamu makan, tadi kan sempet beli capcay di rest area jaga-jaga kalau kamu laper." Katanya sambil memejamkan matanya lagi
"Tapi aku gamau makan ituu." Kata ku dengan nada keukeh "Aku pengen nasi goreng depan kompek Mas, tolong beliin yaa." Kata ku lagi sambil melihat wajah Mas Andre yang membuka matanya lagi.
"Ga salah kamu Gi? Makan yang ada aja udah, besok pulang kerja aku beliin kalau kamu masih mau nasi goreng di depan komplek."
"Aku maunya sekarang Mas, kamu mau anak kamu ileran?"
"Astaga Gii, ya gamaulahh. Lagian udah tutup sekarang aja udah jam 1 gini, udah habis Gi."
"Dia tuh buka sampe jam 1 kebawah Mass, aku pernah nanya satpam di depan komplekk."
"Are u kidding me? Kurang kerjaan bgt kamu nanya2in tukang makanan ke satpam komplekk."
"Yaa memang aku sehari-hari kurang kerjaan di rumahh. Gih cepet Mas, tolong beliin aku nasi goreng." Ucapku lagi sambil mengelus-elus perutku
"Ada-ada aja kamu mah Gi. Yauda tunggu bentar."
"Makasih Mass." Ucapku sambil tersenyum senang.
20 menit kemudian, Mas Andre sudah kembali dengan membawa nasi goreng pesananku.
"Tuhkan apa aku bilang, masih buka dia tuh Mas.""Yaudah cepetan makan, aku mau lanjut tidur lagi."
"Kamu tidur aja duluan, gapapa aku makan sendiri aja." Karena aku pun kasihan melihat Mas Andre yang mukanya sudah sangat lelah bercampur ngantuk kalau harus menemani ku makan.
"Aku tungguin, cepet kamu makann."
"Yauda iya, kamu mau ga ni?"
"No, thanks."
-Andre-
Gia bener-bener deh gaada rasa bersalahnya sama gue, harusnya dia tau dong gue lagi kesel sama dia gegara dia yang deket banget sama pelanggan setianya itu. Udah gue capek harus jemput dia di Bandung tengah malem harus nurutin ngidamnya kalau ga nanti anak gue yang ilerann. Hadehhh, bener-bener Gia sukses bikin gue kesel sama dia.
"Udah makannya?" Tanya gue
"Udah Mas, ayok ke kamar."
"Aku tidur duluan, kamu jangan tidur dulu habis makan gitu."
"Iya Mas, aku mau nontonin yutub dulu."
"Yaudahh."
Pagi harinya gue bangun kesiangan, dan gue liat Gia pun masih tidur sambil pelukin tangan gue. Pasti saking ngantuknya gue dan Gia sampe gaada yang denger bunyi alarm dari handphone. Mana pagi ini gue ada meeting penting lagi. Gue pun bangun dari kasur dengan hati-hati takut membangunkan Gia, setelah itu gue langsung dan berjalan ke dapur angetin capcay yang kemarin di beli, gue makan untung ngeganjel perut gue. Dan gue pun langsung menghubungi Nadine selaku AsPri gue, untuk mundurin meeting sampe gue dateng.
Gia nyamperin gue pas gue lagi makan sambil ngomong "Mas, maaf kamu jadi telat gara-gara aku."
"Hmmm"
"Kamu marah ya?"
"Ngga."
"Tapi kamu jutek banget sama aku bahkan pas pulang dari Bandung pun aku ngerasa kamu ngediemin aku." Protes Gia
"Itu kamu nyadar, telat banget nyadarnya." Ucap gue ke Gia sambil makan.
"Emang ada tindakan aku yang bikin kamu kesel? Kamu kesel karena aku minta nasi goreng malem-malem? Ini juga kan karena maunya anak kamu." Kata Gia dengan sedikit emosi
"Gia plis ya, aku ga masalah dengan ngidamnya kamu di tengah malem, aku cuma ga suka kamu terlalu akrab sama Kevin, inget kamu udah bersuami."
"Aku akrab gimana si? Itu biasa aja, lagian aku kenal deket sama dia krna dia pelanggan tetap di florist aku."
"Dia suka sama kamu, aku tau karena aku lelaki, yang tau kalau lelaki suka sama lawan jenisnya itu kayak gimana. Kamu gausah pungkiri dengan bilang dia ga suka sama kamu, karena aku pun tau, kamu sebenernya udah tau kalau dia suka sama kamu. Dan tolong jangan terus-terusan bilang kalau itu cuma anak aku, itu juga anak kamu Gi. Anak kita, aku kesel dengan kamu selalu nyebut-nyebut anak kamu mau ini anak kamu mau itu, mulai sekarang biasakan untuk bilang anak kita. Bisa kan Gi? Dan satu lagi, aku ada meeting sekarang dan aku berusaha untuk menjaga mood aku biar ga hancur pagi-pagi. Aku berangkat dulu. Kamu baik-baik di rumah." Dan gue pun langsung bergegas ninggalin Gia yang masih diam mematung mendengar keluh kesah gue di pagi hari.
Haloo, aku updatee cepet nihh hehehe.
Happy readingg semuanyaa! Jangan lupa vote dan komennya yaaa.
Xosoxohe❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Gianna
ChickLitKami menikah bukan karena cinta, tapi karena kejadian satu malam yang membuat kami harus menikah. Bisakah kami menjadi orang tua yang baik untuk dia? Sedangkan kami saja tidak saling mencintai.