ALWAYS C. 6 || Ungkapan Ezakiel

410 310 65
                                        

Always c. 5 || Ungkapan Ezakiel
Happy Reading

Ezakiel, laki laki itu tengah berdiri di tepi pantai, menatap cakrawala yang hampir mendekati senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezakiel, laki laki itu tengah berdiri di tepi pantai, menatap cakrawala yang hampir mendekati senja. Ia memejamkan mata, menikmati angin lembut yang berhembus menyapa kulit serta suara deruh ombak air laut yang datang lalu surut membasahi kakinya. Bukan tanpa alasan ia berdiri di sana, laki laki itu tengah menunggu seseorang yang telah ia beritahu untuk bertemu dengannya di tepi pantai satu jam yang lalu.

"EZA!!" tak butuh waktu lama Ezakiel menunggu, teriak panggilan gadis yang ia tunggu sedari tadi kini terdengar di telinganya, laki laki itu berbalik dengan mengukir senyuman manis di bibirnya, menatap gadis cantik yang kini tengah berlari ke arahnya.

Jantung laki laki itu semakin berdegup kencang, saat gadis itu kini telah berdiri tepat di hadapannya. "Kenapa Za? Lo bilang ada yang mau lo omongin? "tanya Falenza, sembari menatap penasaran pada laki laki di hadapannya. Ezakiel tak menjawab pertanyaan Falenza, ia hanya bergeming untuk beberapa saat sebelum ia mulai berucap.

"Eum..Len"lirih Ezakiel, namun setelah itu ia kembali terdiam, laki laki itu menundukkan kepala seraya menggigit bibir, ia tengah mengumpulkan keberanian, berpikir keras dan mencoba menyusun kata yang tepat untuk diutarakan, ia saat ini ingin menyatakan perasaanya pada Falenza setelah sekian lama ia terus menahannya.

"Za?" panggil Falenza pelan, membuat rasa gugup semakin menyelimuti hati Ezakiel, laki laki itu masih mengumpulkan keberaniannya dan mencoba menepis pikiran buruknya yang membuatnya masih tidak berani mengutarakan perasaannya.

"Ayolah tinggal bilang aku suka kamu apa susahnya "
"Tapi gimana kalau Alen nolak?"
"Gimana kalau ternyata Alen gak suka sama gue? "
"Tapi bisa jadi gue di Terima kan? "
"Atau gue di suruh nunggu dulu? "
"Akhh...Eza bego, gini doang gak berani lo"
"perasaan pas tanding basket lawan sekolah lain gue gak se-gugup ini"
batin Ezakiel.

"Eza? kenapa? " panggil Falenza lagi.

"Len, aku mau.." ucap Ezakiel tertahan.

"Hm?"Falenza semakin di buat penasaran, ia mengerutkan keningnya sembari menatap penasaran wajah laki laki di hadapannya.

"Len... Sorry kalau lo kaget sama yang gue omongin sekarang, tapi terserah lo bakalan terima ataupun lo bakalan nolak, gue bakalan terima semua keputusan lo".

"jadi, gue selama ini suka sama lo Falenza, jadi..Lo mau gak jadi pacar gue?" ucapan yang selama ini tertahan kini akhirnya lolos dari mulut Ezakiel, ia meraih kedua pundak Falenza, menatap manik mata gadis itu dengan sorot mata penuh harapan.

Falenza tampak terkejut dengan ungkapan perasaan Ezakiel barusan, namun tak dapat di pungkiri bahwa kini rasa senang terselip di hatinya. Setelah penantian lamanya, akhirnya hari yang ia tunggu datang juga padanya, hari dimana Ezakiel mengutarakan perasaan padanya, dan memintanya untuk menjadi kekasihnya.

ALWAYS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang