2.

2.4K 168 0
                                    

"Wei Ying.."

Wei Wuxian menolehkan kepalanya ke arah pintu jingshi saat mendengar suara Lan Wangji. Dia tersenyum saat melihat kepala sang istri yang menyembul di sela pintu jingshi yang terbuka.

"Ada apa, Lan Zhan?"

"Kau sudah siap?"

Wei Wuxian mengangguk seraya membawa Chenqing dan Suibian miliknya keluar dari jingshi.

Hari ini mereka akan melakukan perburuan di wilayah sekte-sekte besar.

Lan Wangji tersenyum tipis saat Wei Wuxian sudah selesai menutup pintu jingshi dan menggenggam tangannya untuk dibawa menuju gerbang Relung Awan. Mereka sudah meminta izin pada Lan Xichen dan Lan Qiren untuk berburu dan mereka berdua mengizinkan Lan Wangji serta Wei Wuxian untuk berburu di wilayah sekte-sekte besar.

"Wangji, adik Wei, tunggu."

Lan Wangji dan Wei Wuxian yang sudah berada di gerbang Relung Awan langsung menolehkan kepala mereka. Kening mereka mengernyit saat Lan Xichen menghampiri mereka dengan Lan Sizhui dan Lan Jingyi di kedua sisi pemimpin sekte Lan itu.

Wei Wuxian dan Lan Wangji langsung memberi salam pada Lan Xichen saat pemimpin sekte Lan itu tiba di hadapan mereka berdua. Lan Sizhui dan Lan Jingyi juga memberi salam pada mereka berdua.

"Ada apa, Xichen ge?"

Lan Xichen tersenyum dan menepuk punggung kedua murid senior Lan itu pelan. Lan Sizhui dan Lan Jingyi langsung menghampiri pasangan itu.

"Bawalah mereka bersama kalian."

Wei Wuxian dan Lan Wangji saling berpandangan sebelum mengangguk.

"Baik. Kami akan membawa mereka, xiaozhang."

Setelah pamit pada Lan Xichen, mereka berempat langsung melesat bersama pedang masing-masing. Tujuan pertama mereka adalah Yunping. Entah kenapa Wei Wuxian merasa sesuatu di desa itu.

Jarak Gusu ke Yunping memakan waktu cukup lama. Mereka tiba saat matahari terbenam. Wei Wuxian langsung membawa mereka ke sebuah penginapan dan menyewa dua kamar.

Setelah memesan, mereka langsung menuju kamar masing-masing dan membersihkan diri. Wei Wuxian memutuskan untuk mengajak Lan Wangji berkeliling di kota kecil itu setelah mereka membersihkan diri mereka.

"Wei Ying.."

Wei Wuxian menoleh dan mendapati Lan Wangji yang menatap mainan anak-anak kesukaan mereka. Wei Wuxian tersenyum dan mengusap kepala Lan Wangji sebelum membelikan mainan itu.

"Ini. Aku tau kau merindukan mainan ini, Lan Zhan."

Lan Wangji tersentak mendengar itu. Dia menerima mainan itu dan tersenyum kecil. Dia merindukan ibunya.

"Ayo. Anak-anak pasti menunggu di penginapan."

"Hn."

Mereka berdua berakhir kembali ke penginapan untuk menemui Lan Sizhui dan Lan Jingyi sebelum beristirahat.

.
.
.

Keesokan harinya, mereka berempat sudah berkumpul di depan penginapan pukul 7 pagi. Wei Wuxian dan Lan Wangji menatap Lan Sizhui dan Lan Jingyi sebelum melanjutkan perjalanan ke sekitar kota dan ke hutan sekitar kota itu.

Saat mereka melewati kuil Guanyin, entah kenapa Wei Wuxian merasakan energi kebencian yang samar. Dirinya berhenti dan menatap ke dalam kuil tempat dimana jasad Chifeng-zun dan Lianfang-zun pernah bersemayam sebelum dipindahkan oleh Nie Huaisang.

"Wei Ying, ada apa?"

Namun tak ada jawaban dari sang suami. Lan Wangji mengikuti arah pandang Wei Wuxian dan tersentak pelan saat merasakan energi kebencian yang samar. Lan Sizhui dan Lan Jingyi saling berpandangan sebelum Lan Sizhui mendekati Lan Wangji.

"HanGuang-Jun, apa kita perlu memeriksanya?"

Namun belum sempat Lan Wangji menjawab, Wei Wuxian sudah mengangkat tangannya dan berjalan memasuki area kuil.

Lan Wangji hanya bisa memegangi Lan Sizhui dan Lan Jingyi. Mereka tidak bisa ikut masuk ke dalam karena mereka tau hanya sang Yiling Laozu yang bisa mengatasi ini.

Di dalam kuil, Wei Wuxian langsung dihadapkan dengan patung Dewi Guanyin yang baru. Dia memperhatikan patung itu dari atas sampai bawah. Matanya memicing saat menemukan energi kebencian dari bawah patung itu.

Dia mengumpulkan energi kebencian di tangannya dan mengarahkan energi itu ke patung Dewi Guanyin untuk mengangkat patung itu. Kemudian dia mengambil Suibian dan mengarahkan pedang itu ke bawah patung Dewi Guanyin untuk memeriksa kondisi di sana.

Wei Wuxian tersentak saat dia menemukan jasad Lianfang-zun alias Jin Guangyao di sana. Dia menghela nafasnya dan menyegel kembali energi kebencian dari tubuh Jin Guangyao ke dalam peti matinya. Dia harus menanyakan perihal ini pada Nie Huaisang nanti.

Setelah penyegelan selesai, Wei Wuxian langsung mengembalikan patung Dewi Guanyin ke tempat semula dan keluar dari kuil Guanyin. Dia tersenyum ke arah ketiga Lan itu saat mereka bertiga menghampirinya.

"Ada apa, Wei Ying?"

"Kita bicarakan di tempat yang sepi."

Lan Sizhui dan Lan Jingyi saling berpandangan. Lan Wangji hanya menatap sang suami dan hanya dibalas dengan anggukkan oleh Wei Wuxian.

Mereka memutuskan untuk mencari tempat yang sedikit sepi. Lan Jingyi sudah kepalang penasaran. Wei Wuxian hanya tertawa mendengar keluhan murid Lan yang tidak Lan itu.

Setelah menemukan tempat yang lumayan sepi, Lan Jingyi langsung mencecar Wei Wuxian dengan segala pertanyaannya. Lan Sizhui sudah berusaha menegurnya, walau dia sendiri juga penasaran. Wei Wuxian hanya tersenyum.

"Jasad Lianfang-zun masih ada di sana. Energi kebencian yang samar berasal dari jasadnya. Aku baru menyegel energi kebenciannya kembali."

Lan Wangji, Lan Sizhui dan Lan Jingyi terkejut. Mereka berpikir jasad Lianfang-zun sudah dipindahkan bersama jasad Chifeng-zun oleh Nie Huaisang.

"Bukankah jasad Lianfang-zun sudah dipindahkan oleh pemimpin sekte Nie, senior Wei?"

Wei Wuxian menggelengkan kepalanya.

"Tadinya aku mengira juga begitu. Namun aku melihat sendiri tadi."

"Kita harus menanyakannya pada Nie zhongzu nanti."

Semua mengangguk setuju atas saran Lan Wangji.

Setelah itu, mereka langsung melanjutkan perburuan mereka ke Yunmeng.

Selama perjalanan menuju Yunmeng, Lan Wangji dan kedua senior Lan itu tak henti melirik Wei Wuxian sesekali. Mereka khawatir Wei Wuxian bertemu dengan shidi nya alias Jiang Cheng, sang pemimpin sekte Jiang.














TBC

Jangan salpak ya sayang. Ini lapak XianWang bukan wangxian.

Jangan lupa vommentnya yaaa sayangku

(END) Wei Ying Top [XIANWANG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang