Saat tiba di Yunmeng Jiang, mereka disambut oleh Jin Ling yang sedang berada di sana. Mereka semua langsung diantar ke kamar mereka masing-masing. Tentu Wei Wuxian dan Lan Wangji menuju kamar Wei Wuxian dulu.
"Jin Ling, dimana jiujiu mu?"
Jin Ling berhenti saat mendengar pertanyaan Wei Wuxian. Dia menghela nafasnya dan membalikkan badannya untuk melihat Wei Wuxian dan Lan Wangji.
"Jiujiu mendekam di ruangan pribadinya. Dia tidak makan makanan yang dibawakan pelayan."
Wei Wuxian dan Lan Wangji saling berpandangan sebelum mengangguk.
"Kami akan ke sana."
Jin Ling menatap mereka berdua bergantian sebelum membawa mereka berdua ke depan ruangan pribadi sang jiujiu.
"Masuk saja. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan makanan untuk Jiujiu."
Jin Ling membawa nampan berisi makanan yang masih utuh dari depan pintu itu. Wei Wuxian menghela nafasnya pelan dan mengetuk pintu itu.
"Jin Ling, jangan menggangguku."
"Ini aku, A-Cheng."
Tidak terdengar sahutan dari dalam. Namun tak lama kemudian suara Jiang Cheng terdengar.
"Masuklah."
Dengan itu, Wei Wuxian dan Lan Wangji masuk ke dalam ruangan itu. Mereka melihat Jiang Cheng semakin kurus dan hanya fokus pada gulungan-gulungan di mejanya.
"A-Cheng, sudah berapa hari kau tidak makan?"
Gerakan tangan Jiang Cheng terhenti. Dia menunduk sebelum menatap Wei Wuxian dan Lan Wangji bergantian.
"Memang apa perduli kalian?"
Wei Wuxian dan Lan Wangji langsung mendekati Jiang Cheng. Wei Wuxian memeluk tubuh sang shidi. Lan Wangji hanya menggenggam dan mengusap punggung tangan Jiang Cheng.
"Kami perduli. Makanlah yang teratur. Apa kau ingin membuat paman Jiang, nyonya Yu dan shijie sedih di atas sana saat melihat kau tidak menjaga kesehatanmu?"
Jiang Cheng menangis mendengar perkataan sang kakak angkat. Wei Wuxian mengeratkan pelukannya. Lan Wangji berpindah ke sisi Jiang Cheng yang kosong untuk mengusap punggung pemimpin sekte Jiang itu.
"Kami disini, Jiang Cheng."
Wei Wuxian tersenyum ke arah Lan Wangji saat mendengar perkataan sang istri. Jiang Cheng semakin menangis mendengar itu.
"Lan Zhan benar, A-Cheng. Aku, Lan Zhan, Jin Ling selalu di sini untukmu. Jangan memendam masalahmu sendiri. Kau bisa berbagi bersama kami."
Jiang Cheng memeluk Wei Wuxian dan Lan Wangji. Yang dipeluk hanya tersenyum sambil terus menenangkan Jiang Cheng.
Di luar ruangan itu, Jin Ling menangis mendengar sang Jiujiu menangis. Selama ini, sang Jiujiu tidak pernah menangis di depannya. Namun hari ini, saat paman Xian dan istrinya tiba, sang Jiujiu langsung mengeluarkan semua kesedihannya.
Jin Ling tak ingin mengganggu mereka bertiga di dalam. Jadi Jin Ling menaruh nampan berisi makanan di depan pintu ruangan itu dan segera berlalu ke kolam teratai yang berada di pojok paviliun sang Jiujiu.
Wei Wuxian dan Lan Wangji tetap menenangkan Jiang Cheng hingga sang pemimpin sekte Jiang itu tertidur setelah lelah menangis. Wei Wuxian langsung membaringkan Jiang Cheng dan Lan Wangji menyelimutinya.
"Wei Ying."
Wei Wuxian mengangguk setelah menatap Lan Wangji. Mereka berdua pergi meninggalkan Jiang Cheng setelah mengusap kepala pemimpin sekte Jiang itu.
"Ingin istirahat?"
Lan Wangji menggeleng mendengar pertanyaan Wei Wuxian. Dia ingin mengecek keadaan Jin Ling.
"Aku ingin mencari Jin Ling."
Wei Wuxian mengangguk dan membawa Lan Wangji ke kolam teratai yang berada di paling ujung paviliun Jiang Cheng. Wei Wuxian tersenyum saat melihat sang keponakan masih menangis walau suara isakannya tidak terdengar.
"Ingin menghampirinya?"
Lan Wangji mengangguk mendengar pertanyaan sang suami. Mereka berdua berakhir menghampiri Jin Ling yang masih betah menangis.
Wei Wuxian memeluk sang keponakan dan Lan Wangji mengusap kepala Jin Ling. Jin Ling tersentak dan mengangkat wajahnya. Dia melihat wajah menenangkan sang paman Xian dan HanGuang-Jun. Berakhir dia menangis lagi. Namun kali ini di pelukan sang paman Xian.
"Paman, kenapa Jiujiu tidak mau bercerita padaku? Padahal aku selalu ada untuknya."
Wei Wuxian hanya tersenyum. Lan Wangji menatap Jin Ling sendu. Dia tau rasanya di posisi Jin Ling. Karena dia pernah di posisi yang sama saat Wei Wuxian mengamuk di kota Bu Ye Tian dulu.
"Jin Ling, kau tau sendiri bagaimana sifat Jiujiu mu kan? Jiujiu mu itu termasuk tipe tsundere alias terlihat galak di depan, namun aslinya dia sangat menyayangimu. Jin Ling, Jiujiu mu hanya tidak ingin membebanimu. Apalagi kau sibuk dengan urusan sekte Jin selama posisi pemimpin sekte belum terisi. Jiujiu mu tau bahwa kau sudah terlalu lelah dengan segala tekanan dari para tetua di sekte Jin. Itulah kenapa Jiujiu mu selama ini memendam semuanya dan lebih memilih mendekam di ruangan pribadinya."
Tangisan Jin Ling semakin keras setelah mendengar perkataan panjang dari paman Xian nya. Lan Wangji ikut memeluk Jin Ling dan menenangkan anak itu.
Tak jauh dari sana Lan Sizhui dan Lan Jingyi menatap Jin Ling dengan pandangan sendu. Mereka tak menyangka bahwa sahabat mereka yang pemarah itu sebenarnya adalah sosok yang sangat rapuh.
Lan Sizhui menarik Lan Jingyi dari sana dan meminta para pelayan dan para prajurit yang berjaga untuk tidak mengganggu mereka serta mengganggu tidur sang pemimpin sekte Jiang.
Setelah Jin Ling tenang, Wei Wuxian dan Lan Wangji mengajak anak itu untuk berjalan-jalan. Tak lupa mereka mengajak Lan Sizhui dan Lan Jingyi juga.
Mereka menghabiskan waktu sepanjang hari dengan menikmati pasar dan danau teratai. Mereka juga berjalan-jalan di dalam sekte Yunmeng Jiang sebelum memutuskan untuk beristirahat karena kelelahan.
TBC
Siapa yang seneng liat duo Yunmeng akur?
Jangan salpak ya sayang. Ini lapak XianWang bukan wangxian.
Jangan lupa vommentnya yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Wei Ying Top [XIANWANG]
Fanfictionsiapa yang mengira bahwa Wei Wuxian adalah seorang dominan di dalam hubungannya bersama Lan Wangji? jangan salah lapak ya sayang. ini lapak XianWang bukan wangxian